Data hari Selasa kemarin juga menunjukkan kekhawatiran terhadap inflasi masih ada. Banyak rumah tangga memperkirakan tingkat suku bunga yang lebih tinggi pada tahun depan.
Presiden bank sentral Federal Minneapolis Neel Kashkari mengatakan, Selasa kemarin, bank sentral AS (The Fed) harus menunggu kemajuan signifikan dalam inflasi, sebelum memangkas suku bunga.
Inflasi harga konsumen yang menunjukkan kenaikan harga kurang dari perkiraan di bulan April, sempat meningkatkan harapan The Fed, di mana penurunan suku bunga semakin dekat.
Namun, para pejabat The Fed menegaskan, mereka ingin melihat kemajuan beberapa bulan lagi sebelum melakukan pelonggaran kebijakan.
Secara bersamaan, Bank Indonesia (BI) terus memperkuat koordinasi dengan semua otoritas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekananan ekonomi global. Menurut Ibrahim, perekonomian terus melambat akibat dari inflasi yang tinggi.
Faktornya bisa disebabkan oleh krisis invasi Rusia ke Ukraina, serta krisis di timur Tengah antara Israel dengan Hamas (Palestina) yang semakin memanas. BI terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Pilihan Editor: Partai Buruh Sebut Iuran Tapera Tak Bakalan Cukup untuk Beli Rumah saat Pensiun atau Di-PHK