"Keputusan resminya keluar malam ini (kemarin) waktu Indonesia, atau sore waktu Brussel (Belgia)," kata Herry saat dihubungi melalui telepon, Selasa (14/7).
Keputusan resmi itu akan dikeluarkan oleh Komisi Eropa Bidang Transportasi. Forum tertinggi di Uni Eropa ini mengeluarkan keputusan berdasarkan usulan Komite Keselamatan Udara Uni Eropa.
Baca Juga:
Rekomendasi Komite Keselamatan Udara Uni Eropa itu diberikan setelah Direktur Jenderal Perhubungan Udara mempresentasikan berbagai capaian yang diraih penerbangan Indonesia pada 30 Juni lalu di Brussel, Belgia. "Usulan itu sudah diterima, sehingga larangan terbang dicabut," ujarnya.
Selanjutnya, Menteri Perhubungan, Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, dan Direktur Jenderal Amerika-Eropa Departemen Luar Negeri akan melakukan pertemuan di Departemen Perhubungan hari ini. Pertemuan ini untuk menindaklanjuti keputusan pencabutan larangan terbang sekaligus melakukan konferensi pers atas keputusan tersebut.
Uni Eropa menjatuhkan larangan terbang terhadap maskapai Indonesia pada Juli 2007. Larangan terbang itu diberikan berdasarkan 69 temuan Asosiasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) tentang keselamatan, pengawasan, dan operasional.
Sampai Mei-Juni lalu, Departemen Perhubungan mampu menyelesaikan 66 kekurangan temuan ICAO dan hanya menyisakan tiga kekurangan. Tiga temuan sisanya, yang salah satunya mengenai pemberlakuan peraturan pemasangan alat-alat keselamatan, diverifikasi langsung oleh Tim Teknis Uni Eropa pada 15-18 Juni 2009.
Pada verifikasi tersebut, Tim Teknis Uni Eropa hanya memeriksa langsung dua dari empat maskapai Indonesia yang diajukan Departemen Perhubungan, yaitu Mandala Airlines dan Premi Air. Sedangkan Garuda Indonesia dan Air Fast Indonesia tidak ikut diperiksa. Sebab, Tim Teknis Uni Eropa menyatakan sudah cukup puas.
Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan pembukaan kembali rute ke Amsterdam baru bisa terealisasi pada semester pertama 2010. Pasalnya, dibutuhkan waktu minimal sembilan bulan untuk membuka kembali rute ke kota yang sebelumnya pernah menjadi tujuan maskapai pelat merah itu.
WAHYUDIN FAHMI