TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan (PMMK) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Amich Alhumami menyebut program makan siang gratis tidak ditujukan untuk memulihkan kondisi kesehatan anak penderita stunting. Menurutnya, indikator keberhasilan program makan siang gratis adalah peningkatan prestasi belajar.
"Makan siang gratis itu tidak bisa dikaitkan dengan stunting. Menangani stunting di usia anak sekolah itu terlambat," kata Amich kepada Tempo saat ditemui di kantornya, Selasa, 7 Mei 2024.
Pejabat eselon I itu menyebut penanganan stunting harus dilakukan pada seribu hari pertama kehidupan, yakni fase kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan (270 hari) sampai anak berusia 2 tahun (730 hari). "Itu periode yang menentukan untuk mengentaskan stunting," ujarnya.
Amich menyampaikan, anak penderita stunting perlu diberikan penanganan secara khusus. Jika efek stunting sudah sampai merusak otak, jelas Amich, maka pemulihannya akan sulit. "Kalau kerusakan otak permanen, maka akan berpengaruh pada prestasi belajar karena mempengaruhi kecerdasan kognitif," tuturnya.
Amich menegaskan, keberhasilan dari program unggulan presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto itu dapat terlihat dari peningkatan kecerdasan siswa yang berujung pada prestasi belajar yang membaik.
Menurut Amich, asupan gizi dari makan siang gratis bisa mendorong siswa menyimak proses pembelajaran di sekolah lebih baik. "Bisa juga untuk menaikkan tingkat kehadiran dan membuat siswa lebih betah berada di sekolah," ucapnya.
Sebelumnya, Prabowo menyebut punya rencana besar yang diberi nama strategi transformasi bangsa. Salah satu proyek strategis ini adalah memberi makanan bergizi untuk seluruh anak-anak di Indonesia. Prabowo menilai program tersebut akan mampu menekan dan mengatasi anak kurang gizi atau stunting.
Prabowo berpendapat bahwa program makan siang gratis akan menghilangkan kemiskinan ekstrem dan akan menyerap semua hasil panen petani dan nelayan. Tidak hanya itu, Prabowo juga mengklaim bahwa program ini bakal meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia minimal 1,5 sampai 2 persen.
Dokter sekaligus epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyoroti pernyataan calon presiden atau capres nomor urut dua Prabowo Subianto perihal penanganan stunting dengan program makan siang gratis. Dicky menilai program ini bukan solusi yang komprehensif untuk mencegah stunting.
"Jadi kalau bicara stunting, sayangnya yang disampaikan Pak Prabowo (tampak) belum memahami masalah stunting di Indonesia. (Penanganan) stunting di Indonesia bukan semata masalah gizi, tapi harus dilihat kenapa anak atau ibu itu kurang gizi," kata Dicky kepada Tempo, Ahad malam, 4 Februari 2024.
Pilihan editor: Bappenas Pastikan Makan Siang Gratis Tidak Bersumber dari Dana BOS
SAVERO ARISTIA WIENANTO | ALIF ILHAM FAJRIADI