"Pengaruhnya baik terhadap APBN maupun perekonomian Indonesia dan menyebabkan tekanan terhadap inflasi," ucap Sri Mulyani.
Di sisi lain, Sri Mulyani menuturkan, bank sentral Amerika Serikat The Federal Reseve atau The Fed, menyampaikan kondisi perekonomian Amerika masih tumbuh dan inflasi belum menurun signifikan dan pada level yang diharapkan. Kondisi ini yang menyebabkan The Fed menunda penurunan suku bunga.
Seperti diketahui, pasar memiliki harapan penurunan suku bunga pada 2024 bisa terjadi beberapa kali. Tetapi dengan data terbaru, menurut Sri Mulyani, tampaknya harapan pasar ini tidak terpenuhi karena The Fed akan menjaga suku bunga. Menurut dia, penurunan suku bunga mungkin baru akan terlihat apabila data pertumbuhan, pasar tenaga kerja, dan inflasi dapat meyakinkan The Fed untuk melakukan penyesuaian.
Dengan situasi ini, kata Sri Mulyani, maka muncul ekspektadi yang harus diubah. Mentan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan perubahan ini menyebabkan terjadinya capital outflows dan menekan nilai tukar. "Berbagai faktor dari geopolitik inilah yang harus kita waspadai karena akan merambat dan memberikan imbas ke ekonomi kita," tuturnya.
Pilihan Editor: KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi