TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan per Februari 2024, terdapat 268 juta peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Angka itu menunjukkan kemajuan luar biasa bila dibandingkan dengan jumlah pada tahun 2014 hanya terdapat sekitar 133 juta peserta.
"Jadi ini targetnya memang RPJMN 98 persen (dari total jumlah penduduk Indonesia) tahun ini, 2024. Hanya memang kita itu punya peta yang ditandatangani juga oleh Pemerintah, itu tahun 2024 itu 113 juta harusnya PBI (penerima bantuan iuran) dibayar oleh APBN," kata Ali dalam rapat bersama Komisi IX dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan atau BPJS Kesehatan yang disiarkan di Jakarta, Rabu, 27 Maret 2024.
Jika hal tersebut dilaksanakan, menurut Ali, maka target 98 persen tersebut tidak menjadi masalah.
Adapun jangkauan jaminan kesehatan semesta (universal healthcare/UHC) per Desember 2023 adalah 31 provinsi serta 419 kabupaten dan kota. Sementara itu, dia menambahkan, per 29 Februari 2024, meningkat menjadi 33 provinsi dan 423 kabupaten serta kota.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kata Ali, ada tiga parameter dalam pencapaian jaminan kesehatan semesta, yang pertama yaitu persentase penduduk yang mendapatkan jaminan. Di Indonesia, katanya, sudah tercapai 95 persen dalam waktu 10 tahun.
Parameter kedua, katanya, adalah kelengkapan pelayanan yang dijaminkan itu. "Nah, Indonesia ini yang dijamin cukup menarik karena dari FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) sampai rujukan, bahkan operasi yang canggih pun juga dijamin kalau sesuai dengan prosedur," katanya.
Sementara parameter ketiga adalah besaran biaya langsung yang perlu ditanggung warga. "Dari 2014 itu sudah turun kurang lebih 25 persen. Dulu sekitar 50 persen, sekarang 25 persen. Jadi ini satu menurut saya on the right track dan kebanggaan yang secara bersama-sama, apalagi nilai gotong royong yang bisa dirasakan ratusan juta penduduk," ucap Ali
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Azhar Jaya mengatakan hingga akhir 2023, kepesertaan JKN mencapai 267 juta jiwa, atau 95,77 persen.
"Atau hampir mencapai target RPJMN tahun 2024 yaitu sebesar 98 persen," kata Azhar.
Saat ini sebanyak 214 juta orang termasuk sebagai peserta yang aktif. Tapi ada juga peserta JKN non aktif sebanyak 54 juta orang yang turut mempengaruhi penerimaan iuran.
"Dari 54 juta peserta yang non aktif tersebut, maka 99 persen atau sejumlah 53,8 juta jiwanya adalah peserta dari PBPU," katanya.
Azhar menyebutkan PBPU adalah pekerja bukan penerima upah yang mencakup pekerja informal serta usaha mikro, kecil, dan menengah.
Sementara itu,Pilihan Editor: 7 Daftar Penyakit Mata yang Ditanggung BPJS Kesehatan