TEMPO.CO, Medan -Tahun ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mengalokasikan anggaran sebesar Rp 370 miliar untuk penanganan stunting. Penjabat Gubernur Sumut Hassanudin menyampaikannya pasca mengikuti rapat evaluasi pencapaian target prevalensi stunting bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang dipimpin Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Jakarta.
Pada 2023, realisasi dana penurunan stunting di Sumut terdiri dari DAK fisik sebesar Rp 39 miliar, DAK nonfisik sebesar Rp 184 miliar dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas Rp92 miliar. Program yang dijalankan meliputi penguatan peran Posyandu dan koordinasi lintas sektor. Intervensi gizi spesifik dengan pendistribusian tablet tambah darah kepada ibu hamil dan remaja putri, menambah daya tahan tubuh ibu hamil dan balita.
“Pemerintah Provinsi Sumut mengikuti arahan Wapres. Kita juga komitmen melakukan berbagai upaya penanganan stunting,” kata Hassanudin, Rabu, 20 Maret 2024.
Telah dibentuk Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) di 31 kabupaten dan kota, pendampingan tim pendamping keluarga yang saat ini mencapai 98 persen. Dibentuk tim audit kasus stunting serta melakukan rembuk stunting di tingkat kabupaten, kota dan provinsi. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka prevalensi stunting Sumut berada di angka 21,1 persen.
“Tahun 2023, target penurunan stunting di angka 18,55 persen, tahun ini menjadi 14,92 persen. Optimis dapat kami capai, tentunya dengan dukungan serta sinergi semua pihak,” ucap Hassanudin.
Wapres Ma’ruf Amin menyampaikan, berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia pada 2023, prevalensi stunting nasional hanya turun 0,1 persen dari 21,6 menjadi 21,5 persen.
“Ini harus menjadi perhatian. Arti angka ini, tidak seusai target penurunan,” katanya.
Bupati Deliserdang Ali Yusuf Siregar berharap wilayahnya mendapat hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) penurunan angka prevalensi stunting di bawah satu digit. Saat membuka Rembuk Stunting Kabupaten Deliserdang 2024 di aula kantornya, ia mengapresiasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang sudah berupaya pada tahun lalu.
Sesuai strategi nasional penanggulangan stunting, ditetapkan lima pilar pencegahan stunting yaitu komitmen dan visi kepemimpinan, kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku, konvergensi, koordinasi dan konsolidasi program pusat, provinsi dan daerah, ketahanan pangan dan gizi, pemantauan dan evaluasi. Ali mengajak seluruh perangkat daerah, swasta, BUMN dan NGO berperan aktif menjadi BAAS.
"Kalau semua berperan dan terlibat, ada 418 anak stunting di Deliserdang terselamatkan. Saya yakin angka prevalensi stunting kita tahun ini di bawah 10 persen," kata Ali.
Dirinya optimis dengan komitmen dan kerja sama semua sektor, serta optimalisasi anggaran yang ada, target bisa dicapai. Tercapainya target akan menciptakan generasi emas sebagai cikal bakal pemimpin masa depan.
Pilihan Editor: Sri Mulyani Laporkan Kasus Dugaan Fraud Rp2,5 T ke Jaksa Agung, Bos LPEI Buka Suara