"Ini persoalan teknologi. Jadi, harapan saya untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, Bulog ke depan harus menginvestasikan lagi teknologi untuk mempercepat loading-unloading barang."
Sejalan dengan itu, Yeka menyatakan bahwa Bulog juga mesti mempercepat proses pelayanan serta pengemasan beras. Untuk mengemas 2.000 ton beras, Bulog butuh waktu setidaknya satu bulan.
"Jadi sudah gudangnya besar, berasnya banyak, tapi packaging-nya itu kalau ditotalkan lebih kurang sekitar 2.000 ton per bulan," ucapnya.
Padahal, Gudang Bulog mampu menampung beras sampai 300 ribu ton. "Jadi, lama banget, dong. Kalau tadi kita lihat, karena di sini terbatas, Bulog akhirnya bekerja sama dengan pelaku usaha yang bisa mengemas lagi."
Menurut Yeka, hal ini hanya sebatas mengatasi jangka pendek saja. Jika membuka mata lebih luas, solusinya adalah Bulog harus berinvestasi teknologi pada proses loading, unloading hingga pengemasan beras.
"Kalau ke depan, karena ini menjadi tuntutan publik, maka Bulog harus melakukan investasi di proses packaging, juga loading-unloading barang," tuturnya.
Pilihan Editor: Menteri Zulkifli Hasan Jamin Barang Bawaan untuk Oleh-oleh Tak Bayar Bea Cukai, tapi 'Jastip' Tetap Kena