TEMPO.CO, Jakarta - Ridwan Kamil bercerita bagaimana dirinya ditunjuk langsung oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi sebagai Kurator Perencanaan dan Pembangunan IKN. Menurut dia, hal ini menjadi tugas berat lantaran Ibu Kota Negara Nusantara harus menjadi kota hutan, bukan kota beton.
"Ini tugas berat saya. Rumusnya hanya satu, yang boleh menonjol hanya istana presiden, sisanya tampil secukupnya," ujar Ridwan Kamil dalam rapat koordinasi nasional Ibu Kota Nusantara (IKN) di Hotel Kempinski Jakarta pada Kamis, 14 Maret 2024.
Dengan demikian, setiap wajah bangunan harus hijau. Atap bangunan pun tidak boleh hanya untuk mekanikal tetapi harus untuk kebun bunga, taman, dan pohon-pohon. Sehingga bangunan di IKN, kata dia, idealnya tidak terlihat. Sementara yang terlihat hanya boleh pohon-pohon dan kegiatan manusia.
"Bangunan lainnya menghilanglah di balik hutan-hutan. Itulah World Forest City," ucapnya.
Mantan Gubernur Jawa Barat itu juga menyatakan pembangunan Istana Kepresidenan di IKN yang akan sepenuhnya mengusung budaya Indonesia. Hal tersebut berbeda dengan bangunan Istana Kepresidenan di Jakarta yang berkonsep kolonial.
Baca Juga:
Hal tersebut selaras dengan keinginan Jokowi memiliki gedung Istana yang bukan merupakan peninggalan kolonial. Jokowi pun telah memastikan fasilitas hingga desain bangunan Kantor Presiden dan Istana Kepresidenan sesuai dengan konsep, salah satunya adalah bilah Garuda yang menjadi ikon Istana Kepresidenan di IKN.
Badan Otorita IKN menyatakan progres pembangunan Istana ini sudah mencapai 54 persen. Ridwan Kamil pun optimistis fase pertama pembangunan rampung sebelum Peringatan HUT ke-79 RI tahun depan. Dengan begitu, kata Ridwan Kamil, diharapkan pada 17 Agustus 2024 daerah Sumbu Kebangsaan, kantor-kantor kementerian, kantor presiden, dan istana presiden juga akan selesai dibangun di IKN.
Pilihan Editor: Kepala Badan Otorita Pastikan Tahun Ini Mulai Jalankan Pemdasus IKN, Apa Artinya?