TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior dari Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri tidak sepakat dengan rencana penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk biaya program makan siang gratis Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran).
Faisal Basri mengatakan, anggaran pendidikan dan kesehatan tidak bisa untuk saling menggantikan.
"Pendidikan dan kesehatan seperti dua sisi mata uang. Kalau salah satunya diambil, secara total menjadi nol," kata Faisal Basri di Kantor Tempo, Senin, 4 Maret 2024. "Pendidikan dan kesehatan itu satu roh. Orang pintar, ya harus sehat."
Di sisi lain, Faisal Basri juga tidak setuju jika program makan siang gratis mengambil anggaran perlindungan sosial (Perlinsos). Terlebih, bila program ini ditujukan bagi semua siswa tanpa ada klaster mampu atau tidak mampu. "Perlinsos itu kan salah satunya bantuan untuk masyarakat yang kehilangan pekerjaan karena kena PHK (pemutusan hubungan kerja)," kata dia.
Belakangan ini pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto soal sumber pembiayaan makan siang gratis dari dana BOS memang menuai banyak kritik.
Rencana ini juga ditolak Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Sekretaris Jenderal FSGI Heru Purnomo menilai akan banyak kerugian yang dirasakan sekolah maupun guru honorer, jika skema pendanaan makan siang gratis untuk siswa memakai dana BOS.
Selanjutnya: Menurut hitungan Heru, pendanaan untuk makan siang gratis....