- Harga Beras Meroket, Akankah Tembus Rekor Baru Selama Pemerintahan Jokowi?
Usai Pemilu, terbitlah kenaikan harga beras. Tepat setelah lima hari pelaksanaan pemilu, harga beras medium di Pasar Induk Beras Cipinang menembus harga Rp14.700 ribu per kilogramnya. Harga ini naik Rp2.700 dibandingkan tahun lalu.
Harga beras premium pun melonjak sampai Rp18.000 per kilogramnya. Harga ini cukup jauh dibandingkan dengan target harga eceran tertinggi (HET) yaitu sebesar Rp14.800 per kilogramnya. Naiknya harga beras diakibatkan adanya rapel bantuan sosial yang diberikan pemerintah pada awal Februari.
Pembagian bantuan sosial biasanya diberikan satu bulan sekali atau paling lambat tiga bulan sekali. Rapel atas perintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi ini memberikan bantuan sosial (bansos) sekaligus enam bulan di awal yang mengakibatkan Bulog menguras cadangan beras sebanyak 1,32 juta ton. Padahal jika tidak dirapel, Bulog hanya akan mengeluarkan 220 ribu ton beras saja.
Kenaikan harga beras ini disebut sebagai kenaikan tertinggi sepanjang sejarah kepemimpinan era Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan pun merasa siaga dengan lonjakan kenaikan beras. Ia mengatakan lonjakan kenaikan harga dapat memicu terjadinya inflasi.
"Meskipun kita juga waspada terhadap kenaikan harga beras bulanan yang mencapai 7,7 persen year to date," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita pada Kamis sore, 22 Februari 2024.
Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifli Rasyid mengatakan kenaikan harga beras bukan sesuatu yang mengejutkan walaupun kali ini merupakan kenaikan tertinggi. Ia mengatakan naiknya harga beras disebabkan oleh terlambatnya kedatangan pasokan beras dari daerah produsen.
Berita lengkap bisa dibaca di sini.
Pilihan Editor: Serikat Guru Tolak Prabowo Alihkan Dana BOS untuk Makan Siang Gratis: Tidak Berpihak pada Pendidikan