TEMPO.CO, Jakarta - Harga beras terus merangkak naik, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebut akibat perubahan iklim dan bisa diatasi melalui bansos.
Sementara itu, beras merupakan komoditas pangan terpenting karena partisipasi konsumsinya hampir sempurna 100 persen di Indonesia, sehinga kondisi saat ini cukup mengkhawatirkan sebab harga beras terus melonjak naik.
Berdasarkan laman Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional, rata-rata harga beras premium pada Senin, 24 Februari 2024 berkisar Rp 16.650 per kilogram sementara itu harga beras medium mencapai Rp 14.980 per kilogram. Artinya, harga beras premium saat ini sudah jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang mengacu pada Peraturan Badan Pangan Nasional No 7/2023. Adapun HET beras medium berkisar Rp 10. 900 hingga 14.800 per kilogram. Sementara itu HET beras premium berkisar 13.900 hingga Rp 14.800 per kilogram, tergantung provinsi.
Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan kenaikan harga beras disebabkan oleh terbatasnya pasokan gabah. Indonesia masih mengalami masa paceklik yang diperkirakan terjadi hingga April 2024.
“Produksi beras domestik memang lagi terbatas, Saat ini masih paceklik. Kira-kira sampai April,” katanya kepada Tempo Senin, 19 Februari 2024.
Di sisi lain, menurut Jokowi kurva harga beras yang terus melambung adalah dampak dari perubahan iklim dan cuaca yang memicu gagal panen, namun konsumsi beras di Indonesia tidak berubah. Sehingga, terjadi kekurangan suplai yang berakibat pada kenaikan harga beras di pasar.
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan bansos menjadi langkah pemerintah untuk meringankan beban masyarakat akibat kenaikan harga beras. Bansos ini mencakup 10 kilogram beras serta bingkisan sembako seperti minyak goreng hingga biskuit. “Pemerintah kita membantu bantuan beras ini agar meringankan ibu, bapak semuanya karena harganya naik tadi," ujar Jokowi.
Terkait kelangkaan beras premium, kata Zulhas, diakibatkan oleh lonjakan harga beras premium yang melampaui HET yang ditetapkan pemerintah. Sehingga pengusaha retail enggan mengambil beras jenis ini.
“Retail ini nggak ngambil karena beras premium itu harganya lagi tinggi, ada Rp72.00 per 5 kilogram ada yang Rp 80.000 sementara HET-nya Rp 69.000 per 5 kilogram,” ujar Zulhas di Jakarta mengutip dari rekaman suara yang dibagikan oleh Kementerian Perdagangan pada Senin, 19 Februari 2024.
Dia menjelaskan faktor cuaca ekstrem EL Nino berdampak pada mundurnya panen raya, sehingga pasokan beras premium di dalam negeri menipis. Untuk mengatasi masalah kenaikan dan kelangkaan beras, Zulhas menganjurkan masyarakat beralih ke beras bulog.
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi turut buka suara soal harga beras yang merangkak naik pada Januari 2024. Menurutnya, kenaikan harga beras dipengaruhi oleh rendahnya hasil produksi petani akibat terlambatnya masa tanam.
Bayu menyebut, berdasarkan data Badan Pusat Statistik atau BPS, hasil produksi beras petani pada Januari hingga Februari tak mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri. BPS, kata Bayu, memperkirakan pada Januari hingga Februari terjadi defisit sebesar 2,7 juta beras.
“Nanti baru mulai panen agak besar. Jadi memang sedang terjadi defisit. Makanya harganya naik,” ujar Bayu dalam keterangannya usai konferensi pers Hasil High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat di Jakarta pada Senin, 29 Januari 2024.
Meski demikian, Bayu menegaskan pihaknya terus berupaya untuk menekan kenaikan harga beras. Ia berharap, bantuan pangan beras dan penyaluran beras stabilitas pasokan harga pangan (SPHP) dapat berpengaruh pada harga beras.
NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI I YOLANDA AGNE I RR. ARIYANI YAKTI WIDYASTUTI I ANNISA FEBIOLA I DANIEL A. FAJRI I RIANI SANUSI PUTRI I YOHANES MAHARSO JOHARSOYO
Pilihan Editor: Harga Beras Terus Naik, Solusi Zulkifli Hasan Minta Masyarakat Beralih dari dari Beras Premium ke Beras SPHP, Apakah Itu?