TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyebut pasar dan investor merespons positif hasil Pilpres 2024. Dengan demikian Bahlil optimistis target investasi Rp 1.650 triliun sepanjang 2024 ini bisa terealisasi karena investor tidak lagi wait and see.
"(Tapi) itu bisa dicapai dengan syarat pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen, sekalipun ekonomi global tidak baik-baik saja," kata Bahlil di Istana negara, Senin, 26 Februari 2024.
Bahlil juga optimistis isu hak angket yang digulirkan oleh sejumlah politikus untuk memakzulkan Presiden Joko Widodo tidak akan mempengaruhi investasi. Termasuk investasi ke Ibu Kota Nusantara atau IKN. Namun, Bahlil juga membuka peluuang evaluasi.
"Kuartal pertama nanti, akan saya evaluasi," kata dia.
Sebelumnya, Bahlil sempat mengatakan, Pemilu 2024 menjadi tantangan mencapai target investasi Rp 1.650 triliun pada 2024. Pendukung calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka itu pun berharap Pemilu 2024 berlangsung satu putaran. Menurutnya, Pemilu satu putaran akan membuat investor mendapat kepastian lebih cepat ihwal pemimpin Indonesia setelah Presiden Jokowi.
“Insya Allah kalau selesai pemilu, sudah ada hasilnya, maka ada ruang untuk kita bisa mengoptimalkan pencapaian target Rp1.650 triliun,” kata Bahlil.
Saat ini Prabowo-Gibran unggul sementara berdasarkan real count Komisi Pemilihan Umum. Mengutip pemilu2024.kpu.go.id, Prabowo-Gibran memperoleh suara 58,84 persen. Prabowo-Gibran unggul dari Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang memperoleh suara 24,44 persen dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md dengan raihan suara 16,72 persen. Adapun suara yang masuk, yakni 77,15 persen per Senin, 26 Februari 2024 pukul 14.00.
Dengan begitu pemilu tampaknya akan berlangsung satu putaran saja. Namun begitu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira sempat mengatakan Pemilu satu putaran tidak menjamin kelancaran invetasi tahun ini. Menurutnya, investor akan tetap wait and see hingga ada kepastian kabinet pemerintahan baru.
"Pertanyaan seperti, apakah Sri Mulyani akan dilanjutkan, siapa pengganti menteri-menteri di pos ekonomi, apakah diisi profesional atau politisi, itu lebih menentukan ketimbang sekadar Pemilu satu atau dua putaran," kata Bhima kepada Tempo, Kamis, 15 Februari 2024.
Pasalnya, Bhima menuturkan, kebijakan ekonomi pemerintahan baru akan menjadi pertimbangan para investor. Terutama bagi investor yang akan masuk ke sektor yang sensitif terhadap perubahan regulasi. Sebagai contoh, sektor pertambangan atau minyak dan gas.
"Mereka akan melihat siapa menteri energi dan sumber daya mineral (ESDM)-nya," kata Bhima.
RIRI RAHAYU | DANIEL A. DAJRI
Pilihan Editor: Sri Mulyani Bilang Tren Ekonomi Indonesia 'Agak Laen' di 2024, Apa Maksudnya?