TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berencana mengimpor 1,6 juta ton beras pada awal tahun ini. Ekonom angkat bicara soal ini.
Ekonom dari Center of Reform on Economics atau Core Indonesia, Eliza Mardian, menuturkan rencana pemerintah untuk mengimpor 1,6 juta ton beras pada awal 2024 adalah untuk mengantisipasi mundurnya jadwal panen raya dan menstabilkan harga. Namun, dia mewanti-wanti pemerintah.
"Ini perlu berhati-hati sebab Maret kita sudah akan mulai panen, puncak panen raya April-Mei," kata Eliza kepada Tempo, Kamis, 15 Februari 2024.
Jika gudang Perum Bulog dipenuhi beras impor, ujar dia, gabah petani tidak akan terserap maksimal. "Sehingga harga gabah berpotensi turun tajam," tutur Eliza.
Senada, ekonom Institute For Demographic and Poverty Studies atau Ideas, Yusuf Wibisono, mengatakan impor beras 1,6 juta ton ini untuk meredakan kebutuhan domestik selama dua bulan akibat mundurnya panen raya.
"Jika sepanjang 2024 pemerintah tak mampu mendorong produksi beras nasional, maka inflasi pangan berpotensi melonjak," ujar Yusuf kepada Tempo, Kamis.
Selanjutnya: Yusuf mencontohkan, inflasi tercatat rendah pada 2023....