TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan berjanji memperbaiki tata niaga sektor pangan bila ia dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menang dalam Pilpres 2024. Hal ini disampaikannya saat berkampanye menemui simpatisan dan relawannya di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis, 8 Februaru 2024.
Anies menjelaskan selama ini Kabupaten Cianjur yang terkenal sebagai produsen beras, tapi para petaninya justru tidak merasakan kesejahteraan. Masalah ini juga terus berulang hingga akhirnya berlangsung secara menahun.
Lebih jauh Anies menilai hal itu terjadi bukan karena masalah yang sulit diselesaikan. "Tapi tidak menjadi prioritas selama ini. Kita akan menjadikan persoalan tata niaga pangan sebagai prioritas utama masa 100 hari kerja kita."
Lebih jauh, Anies mengungkapkan perbaikan tata niaga sektor pangan ini juga tak luput dari agenda perubahan yang dibawanya jika terpilih menjadi presiden. Jika tata niaganya diperbaiki, petani bisa mendapatkan harga jual gabah yang lebih baik dan konsumen di rumah tangga mendapatkan harga beras dengan harga yang lebih murah.
"Jadi ini jenis-jenis perubahan konkret yang kami tawarkan dan kami berharap pada saat pemilu 6 hari lagi rakyat akan memilih dengan membandingkan hal konkret yang diberikan melalui perubahan yang kita bawakan," ucap Anies.
Soal perbaikan tata niaga pangan ini sebelumnya pernah disebut oleh Anies. Pada akhir Januari lalu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga telah menyebutkan perbaikan akan dilakukan dalam 100 hari pertama pemerintahannya nanti.
Menurut Anies, tata niaga pangan Indonesia saat ini masih belum cukup baik. Akibatnya, kata dia, harga beras di Tanah Air jadi mahal sementara gabah yang dijual petani murah. "Petani terima uangnya sedikit, tapi kita bayar berasnya mahal," ucap Anies. Anies pun mempersoalkan ke mana hilangnya uang tersebut.
Ia juga menilai masalah itu berasal dari keberadaan mafia-mafia pangan seperti tengkulak yang menimbun dan mengambil untung. Tak hanya , Anies juga menyoroti minimnya ketersediaan pupuk sebagai masalah utama para petani. "Pupuknya tidak ada, kalau ada harganya mahal. Ini masalah," kata kandidat dari Koalisi Perubahan itu.
ANTARA
Pilihan Editor: Ahok Sebut Jokowi Tak bisa Kerja, Luhut Ungkit Keberhasilan F1 Powerboat di Danau Toba: Dampak Ekonomi Rp 1,68 Triliun..