- Kritik Jokowi, Anies Singgung Anjuran Bayar UKT dengan Pinjol: Melesetnya Jauh Sekali dari Spirit Revolusi Mental
Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mengkritik gagasan Revolusi Mental yang diusung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga kini belum terlaksana dengan baik.
Pasalnya, kata Anies, saat ini masih terlihat adanya fenomena 'ordal' atau orang dalam dalam birokrasi. Bahkan, yang belakangan ramai dibicarakan adalah uang kuliah tunggal (UKT) yang mahal dan adanya anjuran dari kampus agar mahasiswa menggunakan pinjaman online (pinjol) untuk membayar UKT.
Anies menyebutkan, pada awalnya Revolusi Mental ramai dibahas sejak sepuluh tahun lalu, atau pada 2014. "Ada artikel yang ditulis oleh Pak Jokowi tanggal 10 Mei 2014," katanya, saat acara "Desak Anies", di Semarang, Jawa Tengah, Senin malam, 5 Februari 2024.
Pada artikel itu, kata Anies, banyak poin-poin gagasan baik dalam Revolusi Mental, seperti kemandirian dan reformasi ekonomi, kemudian kebijakan investasi luar negeri sumber daya alam (SDA) agar tidak dijarah perusahaan asing.
"Kemudian, birokrasi seharusnya menggunakan sistem politik yang bebas KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme). Artinya, tidak ada 'ordal' (orang dalam)," ujar Anies. "Kita semua melihat sekarang masih banyak (fenomena) 'ordal'."
Yang teranyar, kata Anies, soal uang kuliah tunggal (UKT) yang mahal dan ada mahasiswa yang jika tidak bisa membayar UKT tapi kemudian dianjurkan untuk memanfaatkan layanan pinjaman online (pinjol).
"Akhir-akhir ini, temen-temen inget UKT? Ada yang tidak bayar UKT, dianjurkan pinjam online. Itu melesetnya jauh sekali dari spirit yang ada di Revolusi Mental," ucap Anies.
Berita lengkap bisa dibaca di sini.
Selanjutnya: Alasan KCI impor KRL dari China…