TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Indonesia/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia pamerkan nilai investasi lima tahun terakhir. Bahlil memaparkan angka investasi per sektor dengan perubahan arah kepada hilirisasi dan industrialisasi.
"Waktu kami masuk ke BKPM, investasi sektor jasa paling besar. Sementara di sektor logam, manufakturnya di industri itu paling kecil," ucapnya dalam agenda Trimegah Political and Economic Outlook 2024 di Ritz-Carlton Jakarta pada Rabu, 31 Januari 2024.
Baca Juga:
Pada 2019, porsi investasi sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar 17 persen atau senilai Rp 130 triliun. Sementara investasi pada sektor listrik, gas dan air sebesar 15,6 persen atau Rp 120 triliun. Kemudian, sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran 8,8 persen dengan nilai Rp 71,1 triliun. Pada sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar 7,6 persen atau Rp 61,6 triliun. Terakhir, pada industri pertambangan sebesar 7,4 persen dengan nilai Rp 50,5 triliun.
Bahlil mengungkapkan, kebijakan pun diubah setelah permintaan hilirisasi dan industrialisasi oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi. "Bagaimana kebijakannya berubah? Yang sektor biasanya, insentif dan kemudahannya tidak lebih baik daripada sektor yang akan membangun pabrik atau industri."
Kini, kata Bahlil, investasi sektor industri sudah menjadi nomor satu dengan angka 14,1 persen. "Ini adalah hasil dari hilirisasi dan industrialisasi," tuturnya.
Selanjutnya: Berdasarkan data 2023, tercatat investasi industri logam dasar, barang logam....