Lokasi keenam terminal tersebut rencananya di Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam; Kendal, Jawa Tengah; Tuban, Jawa Timur; Kalimantan Tengah; Bitung, Sulawesi Utara; dan Papua.
Enam terminal kayu itu, menurut Menteri Perindustrian Fahmi Idris, akan berfungsi sebagai pusat penyediaan bahan baku kayu dan pusat pengolahan rotan terpadu dan sebagai clearing house atau legalisasi bahan baku kayu dan rotan, serta pusat informasi kayu dan rotan.
"Saya juga usulkan Jepara menjadi subterminal," kata Fahmi dalam rapat koordinasi tentang pembangunan terminal kayu dengan sejumlah departemen dan instansi terkait di Departemen Perindustrian, Jakarta, Rabu (17/6).
Dia mengungkapkan tiga alasan perlunya pembangunan terminal kayu terpadu dan pusat pengolahan industri rotan terpadu. Pertama, kegiatan illegal logging atau pembalakan liar dan penyelundupan yang marak.
Kedua, penyelundupan kayu dan rotan menyebabkan kinerja industri pengolahan kayu menurun. Ketiga, industri pengolahan kayu kekurangan pasokan sehingga banyak industri yang menghentikan kegiatan operasinya.
Dia mencontohkan industri yang produksinya berkurang dan berhenti akibat penyelundupan rotan dalam bentuk bahan mentah dan setengah jadi yaitu antara lain di Cirebon dan Sukoharjo.
Dia menegaskan, penyelundupan menyebabkan kebutuhan bahan baku kayu dan rotan dalam negeri berkurang. Sementara kebutuhan kayu di negara lain malah bertambah. "Malaysia itu stok kayunya lebih sedikit daripada Indonesia, tapi ekspor produk hasil olahan kayunya lebih banyak dari Indonesia," tutur Fahmi.
Rotan juga banyak diselundupkan ke Cina. Negara tersebut bukan negara penghasil rotan, namun justru menjadi negara yang banyak mengekspor produk olahan rotan seperti furnitur.
Pembangunan terminal kayu terpadu dan pusat pengolahan industri rotan terpadu melibatkan pemerintah daerah. Proses pembangunan terminal di NAD dan Kalteng sedang berjalan dan masuk dalam tahun anggaran 2009.
Sementara terminal di Kendal, Jawa Tengah, sudah dalam tahap penyelesaian akhir. Terminal ini seharusnya rencana beroperasi 2008, namun mundur 2010 karena masalah lahan. Departemen Perindustrian menyediakan mesin dan peralatan, sedangkan penyediaan tanah oleh Pemerintah Kabupaten Kendal.
Sementara pembangunan terminal di Bitung direncanakan masuk pada tahun anggaran 2010. Pembangunan terminal di Jawa Timur masih ada perbedaan pendapat soal lokasi. Dua alternatif lokasi yaitu di Kecamatan Jenu, Tuban dan Cermai, Kabupaten Gresik.
NIEKE INDRIETTA