TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Gumi (SKK Migas) merealisasikan lifting minyak sebesar 605,5 ribu barel per hari (BOPD) pada 2023. Realisasi itu masih di bawah target APBN sebesar 660 ribu BOPD dan target work program and budget (WP&B) sebanyak 621 ribu BOPD.
Kendati masih di bawah target, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan penurunan realisasi lifting minyak kali ini lebih kecil dibanding penurunan pada 2022. "Tahun lalu sempat turun 7 persen. Per 2023 ini turun satu persen," ujar Dwi dalam konferensi pers pada Jumat, 12 Januari 2024. Adapun realisasi lifting minyak pada 2022, yakni sebanyak 612,3 ribu BOPD.
Tren berbeda terjadi pada lifting salur gas. Dwi mengatakan, realisasi salur gas pada 2023 naik 1 persen menjadi 5.378 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Sebelumnya, pada 2022, realisasi salur gas tercatat sebesar 5.347 MMSCFD.
"Insyaallah nanti akan incline lagi di tahun 2024 setelah Tangguh Train 3 jalan lebih baik lagi," ujar Dwi.
Sebagai informasi, tangguh Train 3 merupakan kilang gas alam cari atau LNG yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada 24 November 2023. Lapangan gas tersebut berlokasi di Teluk Bintani, Papua Barat.
Dalam peresmian itu, Presiden Jokowi juga mengatakan Tangguh Train 3 akan meningkatkan produksi tahunan LNG menjadi 11,4 juta ton per tahun. Dengan begitu, Tangguh Train 3 bakal berkontribusi dalam mendukung target produksi gas sebanyak 12 standar kaki kubik per hari pada 2030 mendatang.
Pilihan Editor: Seloroh Kepala SKK Migas soal Blok Masela: Namanya Proyek Abadi, Nggak Selesai-selesai