TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden (Capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, menceritakan pengalamannya membantu pelaku usaha yang kesulitan menagih utang ke badan usaha milik negara atau BUMN. Bahkan, kata Ganjar, pelaku usaha itu datang dengan wajahnya yang sedih.
“Pak Ganjar masa gini aja nggak bisa dibayar toh, Pak,” ujar Ganjar menirukan pelaku usaha itu di acara Dialog Capres Bersama Kadin Indonesia di Djakarta Theater, Jakarta Pusat pada Kamis, 11 Januari 2023.
Jika sudah seperti itu dan tidak selesai juga, mantan Gubernur Jawa Tengah itu mengatakan, maka pimpinan tertinggi harus turun tangan. “Suka tidak suka, mau tidak mau.” Sehingga Ganjar justru meminta pelaku usaha itu mengadukan itu saat memimpin Jawa Tengah.
“Hal-hal yang sepele, tapi karena sepele buat masyarakat itu nggak selesai-selesai, maka kami juga harus ngurusi sepele,” ucap Ganjar.
Selain itu, masalah tersebut juga menjadi koreksi bagi pemerintah bahwa ternyata ada yang tidak bisa menjalankan masalah teknis. “Maka dengan godam (palu besar) dari pimpinan tertinggi kami ngomong, seperti itu bisa dilaksanakan,” tutur Ganjar.
Bahkan hal itu juga pernah disampaikan kepada pengusaha yang menjadi korban tunggakan utang BUMN yang banyak. “Pak Ganjar tolong dong selesaikan,” kata dia menirukan pengusaha itu. Rasanya, kata Ganjar, pengusaha itu seperti membuat surat kuasa kepadanya untuk menjadi debt collector.
Ganjar menuturkan, dia ingin membantu rakyat dengan kondisi yang faktanya benar, berdasarkan data. Sehingga jika menjadi presiden dan muncul masalah serupa, maka Ganjar akan memanggil Menteri BUMN agar segera menyelesaikan masalah tersebut.
“Kalau nggak, pengusaha merasa nggak bisa. Silahkan lapor ke menteri ya menterinya sulit ditemui, ngantrinya panjang. Bisa pakai Government Super App, saya punya dasborad-nya,” ujar Ganjar jika menang pemilihan presiden atau Pilprew 2024.
Pilihan Editor: Ganjar soal Praktik Monopoli BUMN hingga Swasta Tak Punya Peran: Ngono Yo Ngono, Ning Yo Ojo Ngono