TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Agus Hermanto, menjelaskan program mengenai transisi energi baru terbarukan (EBT) yang akan dilakukan jika terpilih di pemilihan presiden atau Pilpres 2024.
Menurut dia, berdasarkan Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Conference of the Parties 21 (COP-21) hingga yang terakhir COP 28, dunia termasuk Indonesia harus mulai melakukan transisi energi.
Namun, Agus melihat saat ini belum ada tahapan yang jelas sampai dengan transisi EBT itu dilakukan. “Jadi kalau dari TPN Ganjar-Mahfud itu, kami sudah mempunyai tahapan-tahapan transisi energi,” ujar dia dalam acara daring bertajuk Diskusi Media: Meneropong Bioenergi di Tangan Calon Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 pada Rabu, 10 Januari 2024.
Tahapan tersebut di antaranya, pertama dedieselisasi—konversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) ke pembangkit listrik berbasis EBT. Karena, kata Agus, masih banyak diesel-diesel yang beroperasi, khususnya di kawasan timur Indonesia. “Itu masih ada. Harus kami hilangkan secepatnya,” kata dia.
Kedua, kata Agus, tidak lagi merencanakan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU barubara. Selanjutnya ketiga, mengurangi PLTU batubara secara bertahap. Sehingga, perlu menyiapkan penggantinya menjadi EBT.
Baru kemudian masuk ke masalah energinya dengan memercepat pembuatan atau pengembangan EBT. Agus menuturkan, pengembangan EBT ini tidak ujug-ujug masuk ke bioenergi—energi yang berasal dari biomassa atau bahan-bahan organik. “Karena bioenergi hanya salah satu tahapan, walaupun sekarang ini hasilnya bioenergi banyak yang sudah dilaksanakan,” tutur dia.