TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet menanggapi janji calon presiden atau capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo yang akan melakukan pemutihan utang dan kredit macet yang dihadapi petani dan nelayan. Yusuf menyebut, program yang dijanjikan Ganjar itu sebenarnya kerapkali muncul saat tahun politik saja.
"Kalau berbicara kebijakan penghapusan utang dan juga kredit macet sebenarnya memang kerap kali kebijakan ini muncul ketika tahun politik sedang berlangsung sehingga keterkaitan program ini sebagai program yang populis dan hanya muncul di tahun politik sangat sulit dihindari untuk dilihat," ujar Yusuf dalam keterangannya kepad Tempo yang dikutip pada Jumat, 5 Januari 2024.
Menurutnya, secara gagasan program ini merupakan program yang positif untuk memperbaiki kualitas di sektor pertanian Indonesia. "Artinya dengan dihapuskannya utang ataupun kredit macet petani diharapkan hal tersebut bisa mendorong petani untuk lebih produktif karena dengan dihapuskannya hutang dan kredit macet maka petani bisa mengakses permodalan baru untuk mengembangkan usaha mereka," katanya.
Namun demikian, kata Yusuf, permasalahan di sektor pertanian tidak hanya sebatas permasalahan untuk mengakses permodalan namun juga terdapat permasalahan lain yang sebenarnya juga bisa diselesaikan dari dukungan pemerintah.
"Misalnya kalau bicara subsidi pupuk kemudian juga bicara subsidi solar untuk petani kemudian juga bisa berbicara atau mendiskusikan masalah pembagian lahan produktif untuk petani, hal-hal ini yang juga kemudian perlu mendapatkan atensi yang besar oleh ketiga paslon Capres dan Cawapres 2024," ucap Yusuf.
Sebelumnya, calon presiden Ganjar Pranowo mengklaim akan berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Demak jika menang dalam pemilihan presiden atau Pilpres 2024. Salah satu program yang ditawarkan adalah pemutihan utang dan kredit macet yang sedang dihadapi petani.
“Memang ada persoalan kemarin di nelayan, lalu petani ngomong kami juga ada. Kita menghitung kemarin kurang lebih kredit macetnya petani itu sekitar Rp 600 miliar. Maka kita akan juga hapuskan,” kata Ganjar saat menemui petani di Desa Wilalung, Demak, Jawa Tengah, pada Selasa, 2 Januari 2024, seperti dikutip dalam keterangan tertulis.
Menurut Ganjar kredit macet ini akan diputihkan atau dihapus agar petani tidak punya utang pada negara. Hanya saja, sekarang ini pihaknya sedang mengkaji terlebih dahulu agar program tersebut tepat sasaran.
“Tentu saja teknisnya kami akan melakukan pengecekan, mana yang memang karena situasi yang sulit, tapi mana yang itikadnya buruk. Kalo yang buruk tidak boleh,” kata Ganjar.
YOHANES MAHARSO | ADIL AL HASAN
Pilihan editor: TPN Luncurkan 4 Aplikasi untuk Sosialisasikan Program Ganjar-Mahfud