TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan rintisan teknologi edukasi atau startup edutech, Zenius, mengumumkan untuk menutup sementara operasional perusahaannya setelah 20 tahun beroperasi. Dalam keterangan resmi pihak manajemen, Zenius mengungkap bahwa pihaknya tengah mengalami tantangan operasional.
Berangkat dari kejadian ini, Zenius ramai disebut warganet di sejumlah media sosial, terutama X ––sebelumnya Twitter. Pasalnya, mereka mengapresiasi dan bernostalgia tentang platform edukasi online tersebut.
Hal ini dimulai ketika mantan Integrated Marketing and Communication Zenius, Mikael Dewabrata, membuat sebuah utas khusus di X untuk netizen yang ingin mengapresiasi Zenius. Lewat akun @MikaelDewabrata, utasnya tersebut kemudian dibanjiri oleh banyak warganet yang mencuitkan hal-hal positif tentang aplikasi yang sudah berdiri sejak 2004 itu.
“Buat yang pernah bekerja, kerja sama, atau menggunakan produk Zenius terutama waktu masih sekolah dulu, mari kita di sini kasih apresiasi. Sejauh mana Zenius ngebantu dan memberikan kesempatan untuk bisa lebih baik,” tulis akun @MikaelDewabrata, dikutip Kamis, 4 Januari 2024.
Hingga pemberitaan ini ditulis, unggahan tersebut sudah dikomentari oleh 1.300 orang dan di-retweet 7.600 kali.
Dalam utas itu, Mikael turut menjelaskan perjalanan Zenius selama 20 tahun berdiri. “Zenius berdiri 20 tahun lalu, tahun 2004 oleh Sabda PS, Wisnu Subekti, dan Medy Suhardy” tulisnya. Memasuki 2005, Zenius mulai meluncurkan materi pembelajaran dalam bentuk CD.
Pada 2007, Zenius Education resmi berdiri dan berbadan hukum sebagai perusahaan perseroan terbatas. Zenius kemudian meluncurkan situs pembelajaran pertama di Indonesia, pada 2010.
Selanjutnya: Menurut Mikael, Zenius cukup terkenal dengan...