TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5 persen dengan berbagai tantangan yang ada. Bahkan, Airlangga memprediksi bahwa pada 2024 ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,2 persen di tengah berbagai downside risk (risiko penurunan) yang dihadapi.
Namun, kata dia, Indonesia tidak boleh berpuas diri, karena perlu memaksimalkan penggerak ekonomi untuk terus berfungsi ke depan dengan tiga mesin (engine). Seperti pada waktu penanganan pandemi Covid-19, Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengenalkan rem dan gas sebagai penggerak ekonomi.
“Sekarang kami berharap punya tiga engine. Kalau pesawat mesinnya tiga itu lebih aman karena mesin satu mati yang dua masih jalan,” ujar dia dalam acara Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024 yang disiarkan langsung di akun YouTube Kementerian Perekonomian pada Jumat, 22 Desember 2023.
Mesin pertama, Airlangga menjelaskan, yaitu konvensional yang harus direvitalisasi dan diperbesar. Salah satunya dengan meningkatkan produktivitas dan revitalisasi, serta pembukaan pasar ekspor yang lebih luas antara lain penyelesaian perjanjian investasi Indonesia- European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
Kemudian juga perlu mempertimbangkan untuk membuka pasar Amerika Latin di samping pasar Afrika. Menurut dia, Amerika Latin adalah satu kunci melalui Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik atau CPTPP.
“Membuka sekaligus pasar kan ada Meksiko, Chili dan Peru yang kebetulan kekuasaannya dipegang Jepang. Jadi tahun depan Jepang memegang CPTPP dan OECD (Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi). Jadi ini menjadi teman untuk membuka pintu di kedua lembaga ini,” tutur dua.
Selanjutnya mesin kedua adalah ekonomi baru, sebagai akselerator pertumbuhan di masa mendatang. Misalnya seperti penggunaan aplikasi digital dan kecerdasan buatan berbagai sektor, termasuk pertanian, manufaktur, kesehatan, dan transportasi. “Kita sudah memiliki roadmap hingga 2045.”
Lalu ketiga adalah ekonomi Pancasila, yaitu mesin ekonomi berkeadilan. Dia mengatakan melihat seluruh program pendidikan, kesehatan, UMKM, pemberdayaan sudah dijalankan Presiden Jokowi sebagai penyangga, dan hari ini Indonesia menjalankannya.
“Negara hadir dalam kesejahteraan melalui APBN yang besar selama Covid-19 kami anggarkan lebih dari Rp 700 triliun per tahun selama tiga tahun,” tutur Airlangga. “Jadi ini yang sudah dilakukan dan harus terus dilakukan.”
Pilihan Editor: Apindo Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Depan di Kisaran 4,8 hingga 5 Persen Yoy