TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia masuk ke dalam 10 besar penyumbang produk manufaktur dunia. Safeguardglobal.com, melalui publikasi terbarunya, mencatat bahwa Indonesia kini berada di posisi ke-7 sebagai kontributor sebesar 1,4 persen terhadap produk manufaktur global.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa Indonesia kini memegang peranan sebagai powerhouse manufaktur terbesar di ASEAN. “Ini merupakan kenaikan tingkat, karena pada tahun ini kita masuk dalam kategori 10 besar,” kata Agus dikutip melalui keterangan tertulis pada Kamis, 21 November 2023.
Menurutnya, peningkatan peringkat Indonesia dalam daftar penyumbang produk manufaktur global juga memberikan dampak positif pada sektor transportasi, energi, pertanian, perkebunan, dan kelautan. Semua sektor ini menjadi sumber bahan baku dan faktor input produksi bagi sektor manufaktur.
Prestasi ini semakin diperkuat oleh nilai output industri yang terus meningkat dari tahun 2020 hingga September 2023. Dalam rentang waktu tersebut, nilai output industri melonjak dari US$ 210,4 miliar (Rp 3,2 triliun) pada 2020 menjadi US$ 241,87 miliar (Rp 3,7 triliun) di tahun 2022. Meskipun, hingga September 2023, angkanya mencapai sekitar US$ 192,54 miliar (Rp 2,9 triliun).
Melansir dari keterangan tertulis Kemenperin, daya saing sektor industri Indonesia juga didukung oleh peningkatan investasi, baik dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA). Investasi di sektor industri manufaktur terus meningkat, mencapai Rp 413 triliun pada Januari hingga September 2023.
Sektor manufaktur Indonesia tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi domestik, tetapi juga berhasil merambah pasar ekspor global. Ekspor industri manufaktur mencatatkan kinerja gemilang, dengan nilai mencapai US$ 171,23 miliar (Rp 2,6 triliun) pada Januari hingga November 2023.
Pencapaian positif ini juga tercermin dalam peningkatan produktivitas sektor manufaktur yang berhasil menciptakan lapangan kerja. Data terbaru Sakernas Agustus 2023 menunjukkan jumlah tenaga kerja sektor industri pengolahan nonmigas mencapai 19,29 juta pekerja, membuktikan kontribusi sektor ini terhadap ketahanan ekonomi nasional.
Meskipun menghadapi ketidakpastian ekonomi global, Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia bertahan di level ekspansi selama 27 bulan berturut-turut. “Ini menunjukkan kondisi sektor manufaktur Indonesia yang stabil. Hingga saat ini, hanya ada dua negara di dunia, yaitu India dan Indonesia, yang berada dalam posisi ini,” kata Agus.
Kemenperin juga menyebutkan beberapa program yang tengah dijalankan. Ini termasuk program pendidikan dan pelatihan vokasi, Making Indonesia 4.0, program nilai tambah dan daya saing industri, serta restrukturisasi mesin dan peralatan industri. Selain itu, pemerintah juga mendorong penumbuhan dan pengembangan wirausaha baru dengan memanfaatkan teknologi digital.
Pilihan Editor: Permintaan Global Turun, PMI Manufaktur ikut Merosot