TEMPO.CO, Jakarta - Pada sesi pertama debat capres perdana pada Selasa malam lalu, setiap calon presiden menjawab pertanyaan dari para panelis tentang tema-tema yang telah dipilih secara acak. Calon presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, termasuk yang berkesempatan untuk menjawab pertanyaan tentang tema pemerintahan dan pelayanan publik.
Dalam sesi debat itu, salah satu topik yang muncul terkait peningkatan pelayanan publik adalah kelangkaan ketersediaan pupuk di sejumlah wilayah di Indonesia. Hal ini muncul ketika calon presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto, menanggapi pernyataan Ganjar tentang langkah strategis meningkatkan pelayanan publik bagi kalangan rentan, seperti perempuan, anak, dan disabilitas.
Menurut Prabowo, kalangan rentan tidak hanya pada perempuan, anak, dan disabilitas, tetapi juga termasuk petani dan nelayan. Prabowo lalu mempertanyakan kebijakan pupuk subsidi yang diterapkan Ganjar Pranowo ketika menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Pasalnya, dari yang ia dengar, petani di daerah tersebut justru kesulitan untuk mendapatkan pupuk.
“Yang saya dapat setelah saya keliling, khususnya di Jawa Tengah, Pak Ganjar, petani-petani di situ sangat sulit dapat pupuk, dan mereka mengeluh dengan Kartu Tani yang Bapak luncurkan, ini mempersulit mereka dapat pupuk,” ujar Prabowo,
Prabowo juga menyebutkan bahwa hal yang sebenarnya diinginkan oleh petani adalah kemudahan untuk mendapatkan pupuk. “Sebetulnya mereka ingin pupuk itu pengadaannya disederhanakan,” kata dia.
Menanggapi hal itu, Ganjar kemudian menjawab dengan menyoroti kondisi pupuk yang langka di berbagai wilayah Indonesia, tidak hanya Jawa Tengah. Sebut saja seperti Papua, Sumatera Utara, NTT, NTB, dan Kalimantan Timur. Ia menegaskan bahwa masalah ini bukan hanya terjadi di Jawa Tengah, melainkan merata di seluruh nusantara.
“Saya harus mengingatkan, Pak. Pupuk langka terjadi di Papua, Pak. Pupuk langka terjadi di Sumatera Utara, Pak. Pupuk langka terjadi di NTT, NTB, Kalimantan Timur, termasuk bensin,” Ganjar menegaskan.
Selain itu, Ganjar juga menyinggung Prabowo yang pernah menjabat Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Menurut dia, data petani di Indonesia tidak pernah beres. Oleh karena itu, Ganjar menilai pentingnya manajemen data tani yang lebih baik agar distribusi pupuk bisa dilakukan tepat sasaran.
“Maka kalau kemudian satu data petani itu bisa kita kelola, maka distribusi pupuknya harus sampai dan tepat sasaran. Pada saat yang sama, kuota pupuk tidak boleh dibatasi. Maka ini yang saya telepon langsung ke Pak Wapres saat itu, ‘Pak Wapres please, kasih tambahan. Kalau tidak, tidak cukup’, dan ini terjadi di seluruh Indonesia. Maka, inilah yang musti kita kerjakan nanti,” kata Ganjar
Komisi Pemilihan Umum menggelar debat calon presiden pada Rabu malam, 12 Desember 2023. Tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden hadir dalam acara debat tersebut. Tiga pasangan calon itu adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Rangkaian debat ini akan dilanjutkan pada 22 Desember 2023, 7 Januari, 21 Januari, dan 4 Februari 2024.
RADEN PUTRI | ADINDA JASMINE
Pilihan Editor: Jokowi Janji Tambah Subsidi Pupuk: Kalau Produksi Berlimpah, Pasti Petani Senang