TEMPO.CO, Jakarta - Mantan politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany ditunjuk menjadi staf khusus atau stafsus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Tsamara mengisi posisi sebagai staf khusus menteri di bidang kebijakan publik atau public policy.
Adapun penunjukan Tsamara sebagai stafsus ini diungkapkan Erick ketika menghadiri acara Perayaan Hari Ibu dan Peluncuran Employee Well-Being Policy di Graha Pertamina, Jakarta Pusat, Rabu 13 Desember 2023.
“Sekarang saya tambah lagi Bu Tsamara nih, nah ini Staf Khusus baru yang saya minta untuk fokus di public policy (kebijakan publik),” kata Erick, Rabu.
Erick mengatakan alasan dipilihnya Tsamara sebagai staf khusus adalah karena pertimbangan pengetahuannya di bidang kebijakan publik. Selain itu, Ketua PSSI itu juga menuturkan bahwa kementeriannya membutuhkan sosok yang bisa menjadi jembatan berkomunikasi dengan anak-anak muda.
“Salah satu diskusi saya dengan Tsamara mengenai mental health (kesehatan mental), bahwa 70 persen generasi muda itu ada indikasi mental health,” ucap Erick.
Berbekal diskusi tersebut, Erick kemudian berdiskusi dengan Tedi Bharata yang merupakan Deputi Sumber Daya Manusia (SDM), Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN. Mereka lantas menyelenggarakan acara soal kesehatan mental bertajuk 1.000 Manusia Bercerita pada pertengahan Oktober lalu.
Lantas, bagaimana profil Tsamara Amany yang ditunjuk jadi staf khusus Erick Thohir? Simak informasinya berikut ini.
Profil Singkat Tsamara Amany
Tsamara Amany Alatas atau yang lebih dikenal dengan nama Tsamara Amany adalah seorang politikus perempuan yang lahir pada 14 Juni 1996 di Jakarta. Dia mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Paramadina jurusan Ilmu Komunikasi dan lulus pada 2018. Dia kemudian melanjutkan studinya di New York University untuk program studi master Public Policy & Media Studies dengan beasiswa Fullbright.
Namanya mulai dikenal publik usai berdebat dengan Fahri Hamzah yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil Ketua DPR pada 2017. Tsamara yang saat itu masih menjadi mahasiswi mengkritik sikap dan pendapat Fahri Hamzah yang kerap memojokan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Melalui media sosial pribadinya, Tsamara membuat lima video singkat bertajuk “5 Sesat Pikir Fahri Hamzah”. Dia juga pernah berdebat teman Fahri Hamzah, Fadli Zon. Bahkan, Tsamara sempat menantang keduanya untuk melakukan debat terbuka, namun tidak terealisasi. Karena sikapnya itulah Tsamara akhirnya dikenal sebagai salah satu politikus muda yang kritis.
Perjalanan Karier Politik Tsamara Amany
Selain karena perdebatannya dengan Fahri Hamzah, nama Tsamara Amany juga mencuat bersama Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Bahkan, perempuan yang kini berusia 27 tahun itu pernah menjabat sebagai Ketua DPP PSI sejak 2017, sebelum akhirnya mengundurkan diri dari partai yang menaunginya pada 18 April 2022.
Tsamara mengungkapkan bahwa keputusannya untuk keluar partai diambil karena berdasarkan pertimbangan pribadi. Dia ingin melakukan perjalanan baru di luar partai politik. Tsamara saat itu mengaku ingin fokus pada isu-isu perempuan.
Sebelumnya, pada Pemilu 2019, Tsamara menjadi salah satu juru bicara Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Dia bahkan mencalonkan diri sebagai calon anggota DPR RI Dapil DKI Jakarta pada Pileg 2019. Namun, dirinya dipastikan gagal ke Senayan. Sebab, berdasarkan hitung cepat atau quick count, PSI hanya mendapat dua persen suara atau kurang dari syarat ambang batas parlemen, yakni empat persen.
Pada saat itu, Tsamara mewakili daerah pemilihan DKI Jakarta II menyatakan akan melanjutkan pendidikannya sambil bersiap-siap untuk bertarung di ranah politik nasional lima tahun ke depan.
Selain itu, nama Tsamara juga sempat digadang-gadangkan sebagai calon wagub DKI terfavorit berdasarkan hasil survei Nusantara Strategic Network (NSN). Direktur Program NSN Riandi mengatakan Tsamara adalah sosok yang cocok dipasangkan dengan sejumlah nama calon gubernur DKI.
RADEN PUTRI | AMELIA RAHIMA SARI | MUTIA YUANTISYA | HENDRIK KHOIRUL | DEWI NURITA | ANTARA
Pilihan Editor: Erick Thohir Angkat Tsamara Amany jadi Staf Khusus, Ini Alasannya
