"Karena memang pelakunya tidak mencari profit, tidak diperjualbelikan. Bisa untuk pembayaran kaus, bisa untuk event, banyak hal yang di situ. Jadi ini sebenarnya yang menambah aktivitas ekonomi. Jadi kalau di dalam PDB dan PDRB itu masuknya LNPRT. Jadi pengeluaran non profit," ungkap Joko.
Menurut Joko perputaran uang ini tidak semuanya dilakukan secara tunai melainkan ada yang melalui transfer.
"Tidak semuanya tunai. Ada yang transfer. Yang paling terlihat memang kalau indikator kami penarikan uang. Biasanya setelah dilakukan masa kampanye memang akan ada peningkatan aktivitas tadi," jelas dia.
Di sisi lain, menjelang perayaan Natal dan pergantian tahun 2023 ke 2024 ini Joko mengatakan BI Solo bersama sejumlah pihak seperti Bulog dan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo terus berkoordinasi memantau ketersediaan bahan kebutuhan pokok di pasaran. Hal itu menyusul kenaikan konsumsi yang biasanya terjadi di momentum pergantian tahun.
Pemantauan menurutnya cukup intens dilakukan, terutama untuk komoditas yang memberikan sumbangan cukup besar terhadap inflasi.
"Kami pantau, kalau memang kurang pasokan maka kerja sama antardaerah bisa kami lakukan kembali," katanya.
Terkait hal itu, ia berharap harga bahan pokok dapat tetap terkendali. Di sisi lain ia menyebut selama libur Nataru kali ini ada kenaikan kunjungan wisatawan di Solo.
"Jadi wisatawan jajan di Solo, beli oleh-oleh di Solo. Kami pastikan dengan TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) harga tetap terkendali," tuturnya.
SEPTHIA RYANTHIE
Pilihan editor: Kebutuhan Uang Periode Libur Akhir Tahun di Lampung Diperkirakan Rp 3 Triliun