TEMPO.CO, Jakarta - Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) merespons soal visi misi para kandidat capres dan cawapres Pemilu 2024 ihwal reforma agraria. KPA menilai rencana reforma agraria dalam visi-misi para kandidat tidak konsekuen dan konsisten.
"Masih lip-service dan kontradiktif dengan rencana pembangunan lainnya," ujar Sekretaris Jenderal KPA Dewi Kartika dalam diskusi virtual pada Senin, 11 Desember 2023.
Setelah menganalisis lebih dalam, Dewi mengatakan agenda reforma agraria para kandidat masih sekedar tempelan program untuk menarik pemilih utamanya dari kaum tani dan gerakan sosial. Pasalnya, di dalam rumusan visi-misi masih banyak agenda-agenda pembangunan yang kontra-produktif bagi pelaksanaan Reforma Agraria itu sendiri.
Dewi mencatat ada sejumlah janji dan kebijakan yang KPA nilai kontra reformasi agraria, baik dari pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Menurut KPA, ketiga pasangan tersebut masih kuat menempatkan program sertifikasi tanah atau legalisasi asset sebagai agenda reforma agraria. Padahal, menurut KPA, yang seharusnya dilakukan adalah koreksi ketimpangan dan penuntasan konflik agraria.
Kritik kebijakan food estate dan contract farming