Dalam hal ini, Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika (SEC) diperkirakan akan mengambil keputusan mengenai proposal ETF Bitcoin spot yang diajukan oleh beberapa institusi keuangan tradisional seperti BlackRock, Ark Invest, dan 21Shares pada awal 2024.
Meskipun SEC awalnya menolak proposal tersebut dengan alasan kekhawatiran akan keamanan investor dan potensi manipulasi pasar kripto, kini tampaknya ada kemungkinan ETF Bitcoin spot pertama akan diperdagangkan di bursa utama Amerika Serikat pada 2024.
“Selain itu, keputusan Federal Reserve alias The Fed untuk mulai menurunkan suku bunga dari level tertinggi dalam 22 tahun pada paruh pertama 2024 juga dapat mempengaruhi Bitcoin dan aset berisiko lainnya,” kata dia.
Berdasarkan analisisnya, jika tidak ada persetujuan dari SEC dan The Fed belum memberikan sinyal yang jelas, target harga Bitcoin hingga akhir tahun 2023 kemungkinan berada dalam kisaran US$ 40.000 hingga US$ 45.000.
“Perlu diingat bahwa ini hanyalah perkiraan, dan harga Bitcoin dapat berfluktuasi tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya di masa mendatang,” kata Fyqieh.
Lebih lanjut, Fyqieh juga berpendapat bahwa persetujuan ETF Bitcoin spot dapat menjadi pemicu besar bagi lonjakan Bitcoin pada tahun 2024. Selain itu, Bitcoin kemungkinan akan mengalami peristiwa halving berikutnya pada April 2024, yang menurut beberapa ahli dapat mendorong harga Bitcoin lebih tinggi lagi.
Pilihan Editor: Kemenkop UKM Bidik Penyaluran KUR Rp 300 Triliun pada 2024