TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengungkapkan penyebab tingginya harga gula disebabkan harga gula impor tengah naik. Menurut Zulhas, musabab kenaikan harga gula nasional adalah kebijakan pemerintah India yang menghentikan ekspor sejumlah komoditas pangan, termasuk gula.
"Di India ini pemilu Mei, jadi semua produk-produknya termasuk beras, dia tidak boleh ekspor. agar dalam negerinya tidak ada inflasi," kata Zulhas saat ditemui pada Senin, 4 Desember 2023 di Jakarta Pusat.
Seperti diketahui, India termasuk negara produsen gula terbesar di dunia. Negara tersebut juga merupakan pemasok gula ke sejumlah negara, salah satunya Indonesia Oleh sebab itu, harga gula di Tanah Air hingga saat ini belum bisa ditekan.
Adapun berdasarkan catatan Bank Indonesia lewat Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga gula per 4 Desember 2023 naik 0,87 persen dibandingkan hari sebelumnya menjadi Rp 17.400 per kilogram.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Isy Karim mengatakan pemerintah tengah mempercepat untuk mengatasi masalah ini. Dia berujar langkah ini juga diambil guna memastikan ketersediaan pasokan yang memadai di pasaran terutama menjelang Natal dan Tahun baru.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional atau Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan salah satu penyebabnya adalah realisasi impor gula yang rendah. Berdasarkan catatan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, tutur Arief, realisasi impor gula per Oktober lalu hanya 26 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) pun menyatakan bahwa gula merupakan salah satu dari tiga komoditas yang memiliki andil paling besar terhadap inflasi Indonesia periode November 2023. Menurut BPS, hingga saat ini belum terlihat tanda-tanda penurunan harga gula pasir. Harga gula pasir tahun ini juga tercatat lebih tinggi dibandingkan 2022 lalu.
Pilihan Editor: Harga Gula Naik, KPPU Minta ke Pelaku Usaha Tidak Kartel, Tahan Pasokan dan Tying