TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden Ganjar Pranowo, menilai transisi dari energi fosil menuju energi hijau menuju energi baru dan terbarukan (EBT) merupakan salah satu hal yang harus dilakukan Indonesia. Untuk wujudkan hal tersebut, dia mengatakan Indonesia setidaknya membutuhkan dana investasi Rp 1.300 triliun.
“Kalau kita mau memperbaiki, mencegah, mengurangi kerusakan lingkungan dan seterusnya, kita butuh Rp 1.300 triliun,” ujar Ganjar dalam acara pembukaan Indonesia Millenial and Gen Z Summit 2023 di Spark, Jakarta, Jumat, 24 November 2023. “Kemudian ini akan menciptakan, lagi-lagi lapangan kerja.”
Ganjar juga menekankan setiap kali melakukan transisi, hal tersebut harus dibarengi dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru. “Kenapa? karena itu yang dibutuhkan,” kata dia. Menurutnya, upaya dari transisi menuju energi hijau ini nantinya berpotensi menyerap 3,7 juta lapangan pekerjaan baru.
Di samping itu, pembaruan dan perkembangan pendidikan juga dibutuhkan untuk memaksimalkan penyerapan tenaga kerja ini. “Tapi yang dibutuhkan lapangan kerja, skill set itu juga mesti ditingkatkan. Teknik lingkungan, teknik pangan, data scientiest, recyclable material,” tuturnya.
Adapun sebelumnya, Ganjar sempat menargetkan peningkatan transisi energi dari bauran EBT sebesar 13,4 persen menjadi 31,8 persen pada 2034.
"Kita mencoba untuk membuat suatu skenario dari 2023 sampai 2034. Kita akan coba meningkatkan transisi energi dari 13,4 persen jadi 31,8 persen di 2034," ujar Ganjar pada Selasa, 24 Oktober 2023.
Menurutnya, transisi energi membuka peluang yang menarik bagi pengusaha untuk ikut berkontribusi. "Karena ini banyak pengusaha, inilah opportunity. Bisa kita kerjakan menuju energi yang lebih ramah dan tentu saja kita membutuhkan dari skenario ini," kata dia.
Dia memberikan contoh mengenai pengembangan panel surya. Saat ini ada perusahaan yang besar yang bergerak di bidang panel surya dan kemungkinan tertarik mengenai desain transisi energi yang dia siapkan.
Menurutnya, waktu yang dimiliki untuk melakukan transisi energi tidak terlalu lama. Ia mengajakan jika dirinya terpilih, jeda waktu antara pemilihan presiden 14 Februari 2024 dan pelantikan di Oktober akan dimanfaatkan untuk mematangkan skenario. Ia mengklaim bahwa pihaknya telah menyiapkan rencana-rencana paralel mengenai transisi energi.
DEFARA DHANYA | YOHANES MAHARSO JOHARSOYO
Pilihan Editor: Ganjar Pranowo tentang Pembangunan SDM: Prioritas Kembali ke Desa