TEMPO.CO, Jakarta - Sejak Agustus 2023, harga beras telah menjadi penyumbang inflasi terbesar di Indonesia selama beberapa bulan terakhir. Hal ini disebabkan oleh dampak yang sangat sensitif dari El Nino, serta restriksi ekspor beras oleh India, yang telah menyebabkan kenaikan harga beras di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa harga beras terus meroket, dengan inflasi beras terjadi di lebih dari 80 kota di Indonesia.
Peraturan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 7 Tahun 2023 menetapkan harga eceran tertinggi beras sebesar Rp 10.900-Rp 11.800 per kg. Namun, harga beras medium di pasaran rata-rata telah melampaui harga acuan penjualan (HAP) yang ditetapkan Bapanas sebesar Rp 13.030 per kg di DKI Jakarta.
Ekonom Senior yang juga Mantan Menkeu RI periode 2013-2014, Chatib Basri ikut menyoroti harga beras yang terus mengalami tren kenaikan. Harga beras yang terus mengalami kenaikan lebih berdampak buruk dibandingkan dengan kenaikan harga BBM.
"Beras adalah komoditas politik, komoditas yang paling sensitif. Saya terus terang mengatakan ketika saya jadi Menteri Keuangan, saya tidak terlalu khawatir menaikan harga BBM, karena efek dari kenaikan harga BBM mungkin muncul secara tidak langsung terhadap ongkos makanan. Tapi kalau harga beras sendiri mengalami peningkatan, maka efeknya sangat luar biasa," tutur Chatib dalam agenda BTPN Economic Outlook 2024 pada Rabu, 22 November 2023.
Kondisi ini berpotensi meningkatkan jumlah penduduk miskin. Harga beras yang terus naik dapat memicu inflasi dan berdampak pada daya beli masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah.
"Jadi kalau harga beras naik, bukan tidak mungkin prosentase dari penduduk miskin di Indonesia akan mengalami peningkatan. Beras adalah komoditas paling sensitif," imbuh Chatib.
Dalam mengantisipasi potensi kenaikan harga beras, Chatib menyarankan pemerintah untuk memastikan kelancaran pasokan dan memberikan bantuan sosial.
Chatib memberikan apresiasi terhadap langkah-langkah kebijakan pemerintah yang mengalokasikan tambahan bantuan beras sekitar Rp 2,67 triliun dan BLT El Niño sekitar Rp 7,52 triliun. Menurutnya, kebijakan ini diyakininya akan memberikan kontribusi positif dalam meredakan beban ekonomi masyarakat di masa sulit saat ini.
Pilihan Editor: Bocoran Menpan RB soal Insentif ASN ke IKN: Diprioritaskan untuk yang Pertama Pindah