TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita mengungkapkan pihaknya kini sudah tak mungkin menyerap stok beras hasil petani lokal. Pasalnya, harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebagai harga beli Bulog lebih rendah dibandingkan harga pasar.
"Memang kita terus terang saja tidak bisa dari dalam negeri. Jadi sekarang memang banyak mendapatkan beras dari luar negeri," kata Febby di kantor Ombudsman RI, Jakarta Selatan pada Jumat, 17 November 2023.
Baca Juga:
Dia menjelaskan HPP gabah kering panen atau GKP saat ini adalah Rp 5.000 per kilogram dengan ketentuan kadar air maksimal 25 persen. Sementara harga GKP di pasaran telah menembus sekitar Rp 7.500 per kilogram.
Apabila dikonversi ke harga beras, maka GKP Rp 7.500 per kilogram setara dengan Rp 12.000 per kilogram beras medium. Sementara Bulog harus menjual beras medium seharga Rp 9.950 per kilogram.
Harga beras impor pun, menurutnya, kini terus melonjak. Awalnya, Bulog berhasil mendapatkan beras impor dengan harga di bawah Rp9.950 per kilogram. Tetapi dengan perkembangan nilai tukar rupiah, harganya menjadi lebih tinggi. Karena itu, memberikan relaksasi dari pemerintah berupa penghapusan bea impor beras.
Realisasi impor beras saat ini tidak mudah