Untuk itu, pemerintah melalui Bapanas menugaskan Perum Bulog mengimpor jagung pakan untuk memenuhi kebutuhan pakan peternak yang saat ini kesulitan mendapatkan bahan baku pakan jagung.
Dari total penugasan sebanyak 250 ribu ton, saat ini secara bertahap akan masuk sekitar 171 ribu ton yang akan digelontorkan ke para peternak di wilayah sentra seperti di Jawa Timur dan Lampung.
"Kebijakan ini secara terukur kami lakukan, karena itu masuknya dilakukan bertahap dengan mempertimbangkan harga jagung di tingkat petani tetap terjaga, pada saat yang sama para peternak juga tidak kesulitan mendapat pasokan jagung pakan," katanya.
Ia mengharapkan langkah ini berdampak positif terhadap harga daging ayam dan telur ayam di hilir sehingga terbangun keseimbangan di tiga aspek, yaitu harga wajar di tingkat produsen, pedagang, dan konsumen.
Arief juga menegaskan bahwa produksi dalam negeri tetap terus menjadi prioritas dalam menyerap jagung hasil petani.
Ia meminta infrastruktur Bulog seperti "Corn Drying Center" (CDC) disiapkan untuk menyerap hasil produk petani jagung.
"Nomor satu tetap mengoptimalkan produksi dalam negeri. Jadi pada saat panen raya jagung pada Maret mendatang, silo-silo pengering yang ada di Bulog bisa menyerap produksi petani dengan baik," ujarnya.
Sementara itu, peternak mengapresiasi langkah pemerintah yang cepat melakukan importasi jagung pakan untuk memenuhi kebutuhan pakan.
Pilihan editor: Bapanas Sebut Panen Raya Padi Akan Mundur, Bagaimana Persediaan Stok Beras?