TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian atau Kementan berencana melakukan tumpang sari jagung di lahan kelapa sawit. Soal ini, Wakil Menteri Pertanian atau Wamentan Harvick Hasnul Qolbi membeberkan luas perkebunan kelapa sawit bisa dimanfaatkan secara integratif. Caranya dengan mengoptimalisasi lahan perkebunan dengan tanaman pangan, seperti jagung.
Harvick lalu membeberkan sejumlah alasan yang mendorong pemerintah melakukan tumpang sari jagung di lahan kelapa sawit itu.
Pertama, kata dia, tingkat kebutuhan jagung Indonesia adalah 14 juta ton per tahun. Sedangkan pasokan dalam negeri belum bisa mencukupi. "Sehingga impor selalu menjadi jalan keluar," kata Harvick, di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan pada Rabu, 15 November 2023.
Kedua, penanaman jagung di lahan sawit bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak. Lebih dari itu, menurut Harvick, juga sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pangan.
"Ketiga, Indonesia berpotensi menghemat devisa dari impor jagung yang bisa disubtitusikan kepada insentif di sektor hulu," tutur dia.
Harvick lantas mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut Indonesia mengimpor jagung sebanyak 1,09 juta ton pada 2022. Volume tersebut naik 9,89 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 995.998 ton.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Andi Nur Alam Syah ikut menjelaskan mengapa harus jagung yang ditanam di lahan sawit. Dia menuturkan, jagung adalah komoditas pangan strategis.
"Jagung bukan hanya sebagai penyangga ketahanan pangan, namun juga dapat menghemat devisa dari impor jagung yang selama ini membelenggu ketahanan pangan kita dan industri melemah," ucap Andi.
Oleh sebab itu, pihaknya mendorong penanaman jagung di lahan sawit lewat program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan (KESATRIA). Dari hasil identifikasi sementara, setidaknya ada 175 ribu hektare areal perkebunan kelapa sawit yang bisa ditanami jagung.
"Lahan ini tersebar di 22 provinsi sentral kelapa sawit," ujar Andi.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi sebelumnya menyampaikan Indonesia akan kedatangan 20 ribu ton jagung impor pada 15 November atau hari ini. Jagung ini akan dipergunakan untuk pakan ternak.
"Tahap pertama ada 20 ribu ton yang akan masuk di tanggal 15 November 2023 di Tanjung Perak (Surabaya), ini izin dari Kementerian Pertanian juga," ujar Arief dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, Rabu, 8 November 2023.
Arief menuturkan, Bapanas telah menugaskan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog untuk melakukan importasi jagung sebanyak 250 ribu ton. Jagung impor ini akan masuk ke Indonesia secara bertahap.
AMELIA RAHIMA SARI | ANTARA
Pilihan Editor: Mentan Amran Sulaiman Buat Program Tanam Padi dan Jagung di Rawa-rawa