TEMPO.CO, Washington - Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Senin lalu membeberkan soal pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di depan para civitas Universitas Georgetown, di Washington DC, Amerika Serikat.
Kepala negara juga sempat mendapat pertanyaan mahasiswa Universitas Georgetown soal ambisi pemerintah membangun IKN untuk mengatasi keberlanjutan, kelayakan huni dan pembangunan ekonomi.
Menjawab pertanyaan itu, Jokowi menjelaskan bahwa konsep IKN sudah jelas yakni kota modern yang ramah lingkungan. “Nusantara, new capital city ini adalah konsepnya adalah smart forest city, kota modern yang ramah lingkungan,” ujarnya sebagaimana tayangan video yang diunggah di laman YouTube Sekretariat Presiden, Selasa malam, 14 November 2023.
Hal ini terlihat dari mayoritas atau 70 persen lahan IKN adalah kawasan hijau. Kawasan hijau ini berupa hutan yang sekarang ini monokultur, dan akan diperbaiki menjadi sebuah hutan yang heterogen yang akan mendekati hutan hujan tropis.
Tak hanya itu, nantinya transportasi yang digunakan di IKN sebagian besar adalah transportasi publik berenergi listrik. “Dan 80 persen akan menggunakan transportasi publik kendaraan listrik dan penghuninya 100 persen harus menggunakan kendaraan listrik, sehingga nanti menjadi kota yang betul-betul hijau, yang layak untuk dihuni bersama-sama,” tutur Jokowi.
Oleh sebab itu, menurut Presiden, yang pertama dibangun di IKN adalah pusat pembibitan atau pusat botani. Sebab, pusat botani ini digadang-gadang menghasilkan bibit kurang lebih 15-16 juta bibit per tahun. Bibit-biti ini yang akan ditanam, baik di IKN maupun di Pulau Kalimantan.
“Sehingga kawasan itu menjadi kawasan yang sangat hijau dan juga pembangkit listriknya adalah energi hijau, baik dari solar panel maupun dari hydropower, dan kita harapkan ini akan mulai bisa kita huni nanti di Agustus 2024,” kata Jokowi.
ANTARA
Pilihan Editor: Progres Jalan Tol IKN Seksi 51 Mencapai 61,34 Persen, PUPR: Kalau Selesai, Hanya 30 Menit dari Balikpapan ke IKN
