"Pertama, literasi keuangan anak-anak muda itu yang harus diperkuat," ucap Andi.
Dia menyampaikan, indeks literasi Indonesia berada di level 0,3 dari rata-rata global yang di level 0,47. Begitu pula indeks pembangunan institusi keuangan Indonesia yang di level 0,36, sementara negara-negara maju di 0,62.
Andi menuturkan, anak-anak muda harus menyadari bahwa investasi di pasar modal itu ada untung yang ditandai dengan warna hijau, dan rugi dengan warna merah. "Jangan tiba-tiba kita terbingung-bingung ketika ada anak-anak muda yang investasi, terus rugi, yang dituntut orang yang menaruh uangnya," ujar dia.
Kedua, lanjut dia, diperlukan aturan-aturan yang menungkinkan para investor lebih memahami kondisi fundamental dari korporasi-korporasi yang akan menjadi tempat berinvestasi. Ini membuat ada transparansi dari portofolio korporasi-korporasi itu.
"Itu sudah diatur, perlahan-lahan diperkuat melalui institusi-institusi yang ada di pasar keuangan kita, termasuk oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan)," kata Andi.
Pilihan editor: Prabowo Minta Buruh Tak Tuntut Kenaikan UMP, Bagaimana Ganjar dan Anies?