TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati menanggapi soal rencana impor rangkaian kereta rel listrik atau KRL baru. Menurut dia, keputusan itu lebih kepada korporasi, dalam hal ini PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau keputusan para pemegang saham.
“Kalau (pengadaan trainset) sarana nggak (Kemenhub),” ujar dia saat ditemui di Komplek Parlemen, Jakarta Pusat, pada Selasa, 7 November 2023.
Baca Juga:
Adapun mengenai retrofit—penambahan teknologi atau fitur baru pada sistem lama—atau peremajaan KRL, Kemenhub juga tidak terlalu banyak terlibat. Namun, Kementerian Perhubungan yang dipimpin Budi Karya Sumadi itu hanya memberikan rekomendasi.
“Tapi keputusannya itu kan keputusan korporasi dan biasanya itu lebih banyak kepada Kementerian BUMN dan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi,” tutur Adita.
Saat ini, PT KCI sedang melakukan proses pengadaan unit trainset KRL, di mana ada peremajaan 19 traiset KRL yang dilakukan oleh PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA, lalu pengadaan 16 trainset baru juga dari PT INKA, dan impor 3 unit traiset baru.
Kontrak retrofit KRL antara PT KCI dan PT INKA
Akhir pekan lalu, PT KCI dan PT INKA menandatangani kontrak pekerjaan retrofit 19 trainset KRL. Penandatanganan kerja sama itu berlangsung di gedung pertemuan INKA di Madiun, Jumat sore, 3 November 2023.
Direktur Utama PT KCI Asdo Artriviyanto mengatakan bahwa kerja sama ini berlangsung secara bertahap, mulai tahun 2023-2026. Selama rentang waktu itu, biaya yang dibutuhkan untuk retrofit atau pemugaran KRL sekitar Rp 186,2 miliar.
Selanjutnya: Adapun rinciannya, pekerjaan retrofit untuk satu trainset KRL....