TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan pihaknya telah melakukan pemantauan intensif ihwal harga beras saat ini. Menurutnya, harga beras saat ini masih meningkat lantaran beberapa faktor baik eksternal maupun internal. Antara lain faktor bencana El Nino dan situasi dalam negeri yang baru memasuki musim tanam.
"Kami melakukan pemantauan secara terus menerus di tengah situasi saat ini agar tetap terkendali,” kata Suyamto dalam keterangannya, Kamis malam, 2 Oktober 2023.
Baca Juga:
Berdasarkan Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras medium tercatat naik 0,15 persen menjadi Rp 13.190 per kilogram. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp 10.900 per kilogram. Harga beras premium juga naik 0,13 persen menjadi Rp 14.000 per kilogram.
Kendati demikian, menurut Suyamto. masyarakat tidak perlu khawatir soal kenaikan harga beras ini. Sebab, tuturnya, pemerintah melalui Buloh menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada sedikit kenaikan harga.
Sampai dengan saat ini Bulog menyatakan sudah menggelontorkan beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di seluruh Indonesia. Jumlahnya mencapai 885 ribu ton. Suyamto berujar beras SPHP akan terus digelontorkan sampai harga stabil.
Pemerintah juga sedang menyalurkan bantuan pangan atau bansos beras untuk bulan September, Oktober, dan November. Total bansos beras yang digelontorkan kepada masyarakat kurang mampu di seluruh Indonesia ini sebanyak 641 ribu ton.
Adapun stok beras yang dikuasai Bulog saat ini ada sebanyak 1,45 juta ton. Pemerintah pun telah menambah penugasan impor beras kepada Bulog sebanyak 1,5 juta ton.
Di tengah situasi yang sangat sulit mendapatkan beras impor, Suyamto mengungkapkan Bulog sudah berhasil mendapatkan kontrak sebesar 1 juta ton.
Meski kuota impor beras bertambah 1,5 juta ton, menurutnya, realisasi impo akan tetap disesuaikan dengan kebutuhan penyaluran di dalam negeri. Saat ini Bulog sudah meneken kontrak dengan beberapa negara, antara lain Thailand, Vietnam, Pakistan dan Myanmar. Selanjutnya Bulog juga akan menjajaki dengan India dan Kamboja maupun negara lainnya yang memungkinkan dan memenuhi persyaratan.
RIANI SANUSI PUTRI