TEMPO.CO, Jakarta - Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, resmi beroperasi melayani penerbangan domestik dan internasional pada 29 Oktober 2023. Layanan penerbangan di Bandara Kertajati itu merupakan pengambilalihan dari layanan di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, latar belakang pengalihan penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati diantaranya untuk meningkatkan faktor keselamatan dan keamanan penerbangan. Pemindahan layanan juga bertujuan supaya pesawat besar dari luar negeri baik dari Asia, Eropa, dan negara lainnya bisa mendarat di Jawa Barat.
"Kita butuh runway yang lebih panjang dari Bandara Husein, supaya pesawat besar seperti Boeing 777 bisa mendarat di Jawa Barat. Maka itu penerbangan kita pindah ke Bandara Kertajati," ujar Menhub.
Profil Bandara Kertajati
Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati atau West Java International Airport adalah bandar udara yang terletak di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Bandara Kertajati dibangun untuk melayani rute penerbangan internasional kedua di wilayah metropolitan Bandung dan Cirebon.
Dilansir dari angkasapura2.co.id, Bandara Kertajati merupakan bandar udara terbesar kedua di Indonesia berdasarkan luas setelah Bandara Soekarno-Hatta. Bandara Kertajati berdiri di atas lahan seluas 1.800 hektar, dengan luas terminal penumpang 121 ribu meter persegi. Selain itu terminal kargonya memiliki luas 90 ribu meter persegi, serta panjang runway 3.000 meter x 60 meter.
Bandar Kertajati resmi beroperasi pada 24 Mei 2018. Momen itu ditandai dengan Pesawat Kepresidenan Indonesia mendarat sebagai yang pertama landasan Kertajati. Kendati demikian, pembangunan Bandara Kertajati telah direncanakan sejak era Presiden Megawati Soekarnoputri. Studi kelayakan bandara ini sudah ada sejak 2003. Izin penetapan lokasi pun dilakukan sejak 2005.
Awal pembangunan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyatakan sanggup mendanai pembangunan bandara dengan APBD. Namun, Pemprov Jawa Barat tak kunjung merealisasikan pembangunan hingga 2011. Setelah ditinjau ulang, pembangunan ternyata membutuhkan alokasi APBN.
Setelah tujuh tahun terbengkalai, pembangunan baru dimulai pada 2014 untuk pengerjaan pembersihan lahan dan fondasi. Pembangunan Bandara Kertajati kemudian dimasukkan dalam Program Strategis Nasional atau PSN. Alhasil, pembangunan sejak 2015 hingga 2017 dilaksanakan menggunakan anggaran Kementerian Perhubungan.
Pembangunan bandara Kertajati ditujukan untuk mendukung konektivitas dan pertumbuhan ekonomi dari dan menuju Jawa Barat, khususnya di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan, atau yang dikenal dengan istilah Ciayumajakuning. Selain melayani wilayah Ciayumajakuning, bandar udara ini juga berfungsi sebagai penyangga lalu lintas udara di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
Setelah pengalihan penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara, Bandara Kertajati melayani 16 penerbangan setiap hari. Bandara Kertajati juga melayani tujuh rute yaitu tujuan Balikpapan (BPN), Banjarmasin (BDJ), Batam (BTH), Denpasar (DPS), Makassar (UPG), Medan (KNO), serta Palembang (PLM). Ketujuh rute tersebut dilayani pesawat jet maskapai Citilink, AirAsia, serta Super Air Jet. Sementara itu, rute penerbangan berjadwal luar negeri tujuan Kuala Lumpur, Malaysia telah beroperasi sejak pertengahan Mei 2023, termasuk penerbangan umroh dan haji.
KHUMAR MAHENDRA I HENDRIK KHOIRUL MUHID I MOH. KHORY ALFARIZI
Pilihan Editor: Penerbangan Perdana di Bandara Kertajati, Menteri Perhubungan Budi Karya Klaim Okupansi 80 Persen