Setelah membuka kantor di Jenewa pada 1919, Wilsdorf pun memindahkan kantor pusatnya ke Swis dan mengadopsi nama perusahaan berbahasa Prancis, Montres Rolex SA. Beberapa tahun kemudian, Rolex akhirnya mendaftarkan logo mahkota berduri lima sebagai merek dagangnya.
Perusahaan kemudian memperkenalkan model Oyster yang tahan air dan kedap udara pada 1926. Lima tahun kemudian, Oyster Perpetual pun dirilis sebagai jam tangan pemutar otomatis pertama.
Inovasi Rolex tidak berhenti sampai disitu. Pada 1956, Rolex kembali memperkenalkan jam tangan baru dengan model Milgauss, yaitu jam tangan yang sangat tahan terhadap magnetisasi. Sebelumnya, pada 1952, Rolex juga pernah memperkenalkan model jam tangan lebih murah bernama Tudor.
Puncak Popularitas Rolex
Sejak awal berdiri, Rolex dikenal secara konsisten selalu mengasosiasikan diri dengan olahragawan, petualang, dan atlet laki-laki maupun perempuan. Pada 1927, Wilsdorf pernah memberi Mercedes Gleitze, wanita Inggris pertama yang berenang di Selat Inggris, sebuah Rolex untuk dikenakan di pergelangan tangannya saat mencoba menyeberangi Selat. Hal inilah yang kemudian akan menginspirasi Rolex untuk membuat jam tangan khusus wanita.
Selain itu, Rolex juga mendapatkan dukungan dari pengemudi asal Inggris, Sir Malcolm Campbell yang menggunakan jam tangannya selama percobaan rekor kecepatan daratnya di awal 1930-an.
Popularitas Rolex semakin memuncak saat Edmund Hillary dan anggota lain dari ekspedisinya menggunakan jam tangan Rolex. Kala itu, Hillary melakukan pendakian pertama yang berhasil sampai ke puncak gunung tertinggi di dunia, Gunung everest.
Tidak berhenti sampai di situ, Rolex terus membuktikan kualitasnya saat ahli kelautan Jacques Piccard turun ke dalam Palung Mariana pada 1960. Saat itu, sebuah jam tangan Rolex yang dibuat khusus dengan kristal gelembung tebal dipasang di lambung kapal dan ternyata masih berfungsi dengan baik setelah kapal kembali ke daratan.
Selanjutnya: Di tahun yang sama, yakni...