Area riset yang dikembangkan melalui Nusantara Institute melingkupi beberapa klaster penelitian, antara lain penelitian di bidang energi, pangan, dan transportasi. Selain itu, juga penelitian di bidang sosial dan humaniora, well-being dan konservasi lingkungan, serta teknologi dan informatika.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyatakan siap menyediakan pakar di setiap area riset yang dikembangkan oleh Nusantara Institute. Hal ini guna mendukung pembangunan IKN. “Karena kerja sama ini menunjukkan bahwa ini (IKN) adalah milestone dari negara kita yang sedang kita upayakan kesuksesannya bersama-sama,” kata dia.
Selain BRIN, Bambang Bambang Susantono mengatakan institusi yang telah berpartisipasi dalam Nusantara Institute antara lain adalah Stanford-Doerr School of Sustainability, Columbia University, dan perwakilan 6 Universitas di Indonesia, yakni Universitas Indonesia, Intitut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Universitas Mulawarman, Universitas Brawijaya serta didukung oleh BRIN, Kemendikbudristek, dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
"Segera menyusul pula universitas dari Amerika dan beberapa universitas ternama dari Inggris," ujar Bambang Bambang Susantono.
Berdasarkan catatan Otorita IKN, hingga saat ini tercatat sebanyak 786 peneliti nasional dari berbagai multidisiplin ilmu yang tertarik untuk terlibat dalam pelaksanaan penelitian yang nantinya akan diwadahi Nusantara Insititute.
Pilihan Editor: Akhirnya Terjadi Duel KADIN di Pilpres 2024, Rosan Roeslani Vs Arsjad Rasjid