TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (Ganjar-Mahfud) memiliki visi dan misi salah satunya menjadikan Indonesia sebagai pusat industri keuangan syariah. Hal itu terungkap dalam dokumen visi dan misi Ganjar-Mahfud yang bertajuk 'Menuju Indonesia Unggul: Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari’
“Mendorong literasi dan inklusi keuangan syariah serta penguatan sistem pelayanan jasa keuangan syariah. Termasuk digitalisasi maupun dukungan untuk ekspansi dan keamanan industri keuangan syariah,” tertulis dalam dokumen itu dikutip pada Jumat, 27 Oktober 2023.
Menanggapi itu, Praktisi Perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Peneliti Lembaga Ekonomi, Sosial, dan Ekosistem Digital (ESED) Chandra Bagus Sulistyo mengatakan bahwa hal itu merupakan langkah yang bagus dan perlu didukung. Karena ekonomi syariah baik secara nasional maupun internasional, potensinya masih cukup besar.
“Nggak usah ngomong global, ngomong di level Indonesia. Potensinya masih banyak,” ujar dia saat dihubungi pada Selasa, 24 Oktober 2023. “Masih belum tergarap.”
Menurut Chandra, masyarakat masih belum membedakan kelebihan perbankan syariah. Mulai dari sisi digitalisasinya, kemudian produk, maupun layanannya juga hampir sama dengan konvensional. Karena, kata dia, mungkin inisiatifnya lebih banyak konvensional. “Ini yang harus dibenahi.”
Dia juga menjelaskan bahwa membangun ekosistem keuangan syariah itu cukup penting. Sehingga perlu ada pemain-pemain yang memiliki semangat kompetisi khususnya di perbankan syariah. Selain itu, perlu juga melakukan implementasi digitalisasi ekosistem. Sehingga menjadikan ekonomi syariah bersaing.
Chandra juga menginginkan agar lembaga-lembaga perbankan syariah muncul, tidak hanya PT Bank Syariah Indonesia Tbk. saja. “Sehingga ekosistem keuangan syariah bisa lebih meriah dan kompetisinya berjalan secara optimal. Sehingga bisa meningkatkan ekonomi syariah itu sendiri,” tutur Chandra.
Adapun modal untuk memperbaiki kondisi saat ini, menurut dia, perlu melibatkan investor besar dari luar negeri. Tujuannya, agar bisa membangun sistem syariah yang bisa diandalkan dengan taraf permainannya tidak hanya nasional, tapi internasional.
“Misalnya contoh ekspor impor syariah ini harus digalakkan. Ini harus diinformasikan agar para investor motabene yang muslim mereka tertarik untuk berinvestasi di Indonesia,” ucap Chandra.
Pilihan Editor: Janji Ganjar - Mahfud Turunkan Kemiskinan 2,5 Persen dan Gulirkan Dana Abadi Sosial