TEMPO.CO, Jakarta - Setelah ditutup melemah cukup dalam pada perdagangan kemarin, Senin, 23 Oktober 2023, analis memprediks inilai tukar (kurs) rupiah akan mengalami penguatan. Pengamat komoditas dan mata uang, Lukman Leong, mengatakan rupiah hari ini berpotensi menguat.
“Rupiah berpotensi rebound atau menguat hari ini oleh koreksi pada dolar AS dan turunnya imbal hasil obligasi AS,” ujar Lukman ketika dihubungi oleh Tempo, Selasa, 24 Oktober 2023.
Menurut Lukman, penguatan ini dipengaruhi oleh absennya data ekonomi dari domestik, sehingga investor tertuju pada sentimen dan data eksternal. “Investor menantikan data manufaktur PMI (Purchasing Managers Index) Amerika Serikat malam ini yang diperkirakan akan menunjukkan penurunan,” tuturnya.
Adapun dampak rill terkait pelemahan nilai rupiah membuat harga barang-barang akan lebih mahal oleh imported inflation produk-produk yang berbasis dolar AS. “Perlemahan rupiah juga memaksa Bank Indonesia untuk tetap pada kebijakan suku bunga tinggi, dan tentunya akan menekan pertumbuhan ekonomi,” ujar Lukman.
Senada dengan Lukman, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA David Sumual juga mengatakan rupiah hari ini berpotensi menguat. “Kemungkinan secara technical bisa saja menguat. Tadi malam imbal hasil US treasury juga berbalik turun,” ujar David kepada Tempo, Selasa, 24 Oktober 2023.
Meski begitu, kata David, ada kekhawatiran terhadap kebijakan The Fed pada November mendatang. “Tren harga minyak juga masih menjadi perhatian,” katanya.
Lukman memperkirakan rupiah hari ini berada di kisaran Rp 15.850 hingga 16.000 per dolar AS. Sementara David memperkirakan rupiah berada di kisaran Rp 15.900 hingga Rp 16.200 per dolar AS.
Pilihan Editor: Sandiaga Bangga Desa Penglipuran Bali Raih Best Tourism Villages 2023