Kemudian dari pemerintah sebesar 9,7 persen, dan selebihnya dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sementara itu, untuk meraih target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen (yoy) pada 2024, kebutuhan investasi yang diperlukan dari berbagai pelaku ekonomi yakni berada pada kisaran Rp6.900 triliun.
Jika dilihat dari sumber investasinya, kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari investasi pemerintah, perbankan, pasar modal, capital expenditure BUMN, penanaman modal, serta internal pendanaan korporasi.
Dengan target pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan investasi tersebut, sektor Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada 2024 diharapkan mampu memberikan sumbangsih investasi sekitar Rp1.600 triliun.
“Berdasarkan share realisasi tahun 2022 dan target 2023, sumber dari PMA dan PMDN mampu memberikan sumbangan sekitar 22 persen dari total kebutuhan investasi,” ujar Airlangga.
Selain memperhatikan data historis dan kebutuhan untuk pemenuhan target pertumbuhan, ada beberapa hal lain yang juga menjadi pertimbangan, di antaranya yakni pemberlakuan Undang-Undang Cipta Kerja, berbagai kebijakan kemudahan berusaha yang terus digulirkan, kebutuhan investasi yang besar untuk mendukung kebijakan hilirisasi dan transisi energi, serta kebutuhan investasi dalam penyelesaian berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dunia masih terus dibayangi berbagai risiko