TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investasi hilirisasi Rp 266 triliun sepanjang Januari-September 2023 mencapai 25,3 persen dari realisasi investasi sebesar Rp 1.053,1 triliun.
Rinciannya, di sektor mineral untuk smelter nikel Rp 97 triliun, bauksit Rp 7,1 triliun, dan tembaga Rp 47,6 triliun, sektor pertanian CPO/oleochemical Rp 39,5 triliun, sektor kehutanan pulp & paper Rp 34,8 triliun,sektor minyak dan gas petrochemical Rp 31,6 triliun, serta sektor ekosistem kendaraan listrik Rp 8,4 triliun.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menegaskan dengan data ini masyarakat bisa melihat bahwa hilirisasi tidak hanya nikel, tetapi juga ada pertanian dan kehutanan. Bahlil berharap pemerintahan selanjutnya bisa meneruskan program hilirisasi.
"Saya harapkan calon presiden ke depan atau 3 capres ini bisa melanjutkan ini (hilirisasi), karena saya juga punya keyakinan ada pihak lain yang tidak ingin barang (hilirisasi) ini dilanjutkan. Kalau ada pihak-pihak lain yang tidak ingin dilanjutkan, ini sama dengan kita kembali ke zaman penjajahan. Kenapa kita dikendalikan VOC karena dulu hanya mengambil bahan baku kemudian diekspor," kata Bahlil dalam konferensi pers di BKPM, Jakarta Selatan, pada Jumat, 20 Oktober 2023.
"Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) yang mengeksekusi, melarang ekspor. Sekarang ada orang yang masuk di salah satu capres mungkin, membuat program agar tidak melanjutkan hilirisasi, ini bahaya. Negara kita tidak boleh dikendalikan oleh orang-orang seperti ini," ucap Bahlil.
Bahlil menyebut larangan ekspor bahan mentah diusung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2009, namun belum sempat dieksekusi sudah selesai masa jabatannya. Inisiasi itu kemudian dilanjutkan oleh Presiden Jokowi.
"Makanya presiden itu harus berani, harus punya keteguhan hati dan tahu teknis. Saya berkepentingan menyampaikan ini karena sebagai Menteri Investasi, karena legacy yang ada di kantor ini kan harus dilanjutkan siapapun menterinya, harus mampu melanjutkan," kata dia.
NINDA DWI RAMADHANI | RIRI RAHAYU
Pilihan Editor: Jika Rosan Roeslani Jadi Ketua Tim Pemenangan Prabowo, Terjadi Duel Tokoh KADIN dengan Arsjad Rasjid Ketua TPN Ganjar-Mahfud