Lima sektor tersebut adalah proyek konstruksi gedung, rumah tapak, manufaktur, jalan dan jembatan, serta bendungan dan saluran. Total nilai konstruksi nasional tahun 2023 dari kelima sektor tersebut diproyeksikan mencapai sekitar Rp 334 triliun.
“Besarnya kontribusi sektor konstruksi tersebut menjadi semangat Lysaght untuk terus maju dan berkontribusi dalam memajukan sektor konstruksi, khususnya industri baja Tanah Air,” ujar Lucky Lee.
Perusahaan asal Australia ini pertama kali hadir di Indonesia pada 1973 sebagai perintis rollformer dengan teknologi terbaru dari Australia.
Sejauh ini, Lysaght telah melayani kebutuhan industri konstruksi lokal dengan produk inovatif dan layanan teknis yang dapat membantu menghemat waktu dan biaya untuk pemilik proyek, kontraktor, arsitek, dan konsultan.
Selain itu, perusahaan juga menerapkan prinsip standar keselamatan yang sangat ketat dalam proses operasionalnya mulai dari pengadaan bahan baku hingga pengiriman produknya.
Adapun produk Lysaght telah digunakan dalam pembangunan di sejumlah proyek bangunan ikonik di Tanah Air, di antaranya adalah Gedung Terminal Bandara Soekarno-Hatta (T3), Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Jakarta International Stadium, Stasiun Manggarai, Jalan Tol Layang MBZ, ICE BSD, serta Pondok Indah Mall 1, 2, dan 3.
Pilihan Editor: PT Freeport Buka Lowongan Kerja bagi Fresh Graduate Berbagai Jurusan