Melalui pertemuan tersebut, Bambang Susantono menjelaskan, telah menunjukkan kemajuan dalam aspek transformasi digital dan aspek keberlanjutan lingkungan. Proses pembangunan IKN berlandaskan konsep smart city dan selalu diikuti upaya menyediakan dan mengembangkan teknologi yang ada sesuai aspek keberlanjutan lingkungan serta berbasis smart building guideline dan smart city blueprint.
Melalui pertemuan ini juga menunjukan bahwa Thales menjadi salah satu perusahaan yang tertarik ikut serta dalam pembangunan IKN, selain Honeywell, Cisco, IBM, LG, Samsung, dan beberapa perusahaan teknologi lainnya asal Cina, Finlandia, dan Jerman. Daftar nama-nama perusahaan tersebut akan terus bertambah karena Otorita IKN akan selalu membuka kerja sama yang berlandaskan kepada aspek reliable, sustainable, dan affordable.
"Akan selalu dipastikan terkait aspek affordable, karena selalu kita lihat apakah sesuai dengan anggaran atau tidak?" tutur Bambang.
Thales pernah bekerja sama dengan Indonesia, khususnya dalam proyek pembuatan satelit SATRIA 1. Adapun untuk pembangunan IKN, nantinya tidak hanya berfokus menciptakan kota dengan infrastruktur teknologi yang baik, tapi juga dibangun berlandaskan karakteristik IKN seperti hijau, inklusif, cerdas, tangguh, dan keberlanjutan.
Makrem Dridi mengatakan semua protokol yang digunakan adalah protokol terbuka. Thales menyediakan semua solusi dalam bentuk microservice dan mengedepankan teknologi cloud yang disertai dengan protokol yang maksimum.
“Dengan demikian, kami menerima berbagai jenis teknologi yang digunakan untuk masa kini dan untuk masa depan” kata Makrem Dridi.
Pilihan Editor: Gubernur BI Sebut Indonesia Negara yang Cocok untuk Investasi, Ini 5 Alasannya