TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan potensi ekonomi digital pada 2025 diperkirakan mencapai US$ 130 miliar, kemudan pada 2030 angka pesimistis US$ 220 miliar dan angka optimistis US$ 360 miliar. Namun, menurut Nailul, pemanfaatannya masih terbatas.
“Terbatas untuk masyarakat di Pulau Jawa dan terbatas untuk golongan kelas menengah,” ujar Nailul saat dihubungi pada Jumat, 6 Oktober 2023.
Nailul menuturkan bahwa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah belum bisa memeratakan pemanfaatan ekonomi digital. Termasuk juga usaha mikro kecil menengah atau UMKM yang belum bisa optimal dalam memanfaatkan teknologi.
Sehingga, dia berujar, ekonomi digital tahun ini akan sangat tergantung pada pelaku usaha bisa memanfaatkan digitalisasi. Nailul menyarankan tiga hal agar potensi ekonomi digital itu bisa dimanfaatkan dengan baik.
Pertama, infrastruktur harus digenjot terutama di daerah luar Pulau Jawa. Kedua, sumber daya manusia dengan pelatihan, pengembangan, dan pemerataan informasi. “Ketiga, pemanfaatan ekonomi digital untuk hal yang produktif,” ucap Nailul.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ASEAN berpotensi merealisasikan nilai perekonomian digital sebesar US$ 2 Triliun pada 2030. Salah satu upaya percepatan yang akan ditempuh adalah dengan memperlekas pembahasan Digital Economy Framework Agreement (DEFA) di bawah kepemimpinan ASEAN Indonesia tahun 2023 ini.
Para menteri ASEAN sebelumnya telah sepakat untuk mempercepat pembukaan perundingan ASEAN DEFA dari 2025 menjadi 2023. Pembahasan ASEAN DEFA sendiri dilakukan secara resmi oleh para kepala negara ASEAN dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN pada 5-7 September 2023.
Saat ini, ekonomi digital ASEAN diproyeksikan dapat bertumbuh tiga kali lipat dari US$ 300 miliar pada 2025 menjadi hampir US$ 1 triliun di tahun 2030. “Dengan percepatan perjanjian DEFA, ASEAN berpotensi menggandakan proyeksi nilai tersebut dari menjadi US$ 2 triliun pada 2030,” kata Airlangga pada Kamis, 24 Agustus 2023.
Dari besaran ekonomi digital kawasan Asia Tenggara ini, Airlangga mengatakan hampir 40 persennya berada di Tanah Air. “Bagi Indonesia sendiri di 2030 itu angkanya bisa naik di US$ 300-400 miliar (menjadi US$ 700-800 miliar),” kata Airlangga.
MOH KHORY ALFARIZI | SULTAN ABDURRAHMAN
Pilihan Editor: Jokowi Sebut Potensi Ekonomi Digital Indonesia USD 146 Miliar pada 2025, Ekonom: Itu Data Lama