TEMPO.CO, Jakarta - Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat telah menyetujui penyaluran Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada 16 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk tahun anggaran (TA) 2023 dan 2024. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan dana sebesar Rp 70,79 triliun berupa PMN itu akan disuntikkan ke sejumlah BUMN dengan sangat terbatas dan spesifik.
“Untuk hal-hal yang dieksekusi adalah sesuai tahun anggaran APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) 2023 agar BUMN yang akan memperoleh PMN baik tunai maupun nontunai dapat melaksanakan program dan proyek-proyek sebagaimana target yang ditetapkan pemerintah,” kata Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Senin, 2 Oktober 2023.
Salah satu perusahaan pelat merah yang disuntik modal oleh negara pada tahun anggaran 2024 adalah PT Hutama Karya (Persero), dengan besaran nilai Rp 18,6 triliun. PMN tunai ini diberikan untuk penyelesaian proyek infrastruktur di antaranya Jalan Tol Trans Sumatera, terutama untuk penggalan jalan tol Kayu Agung-Palembang-Betung dan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi.
Sri Mulyani menekankan bahwa gelontoran uang negara itu juga diberikan secara spesifik untuk pengerjaan proyek-proyek tertentu. “Jadi ini tidak diberikan kepada Hutama Karya untuk keseluruhan operasi, tapi khusus untuk dua jalan tol tersebut,” kata Sri Mulyani.
Lalu seperti apa profil Hutama Karya yang dikenal dengan BUMN Karya di bidang konstruksi tersebut? Simek penjelasannya berikut ini.
Profil Hutama Karya
PT Hutama Karya (Persero) atau dikenal dengan HK berdiri pada 1960. HK berawal dari perusahaan swasta bernama Hollandsche Beton Maatschappij yang berubah status menjadi perusahaan negara (PN Hutama Karya).
Sejak masa transformasi menjadi perusahaan negara yang bergerak di bidang jasa konstruksi, pengembangan, dan penyedia jasa jalan tol, Hutama Karya menghasilkan sejumlah karya konstruksi bernilai sejarah dan monumental, misalnya Gedung DPR/MPR RI di Senayan dan Monumen Patung Dirgantara di Pancoran, Jakarta.
Pada 1970, Hutama Karya menjadi perseroan pertama yang mengenalkan sistem beton pratekan dari Swiss di Indonesia. Hingga akhirnya HK berubah status menjadi PT Hutama Karya (Persero).
Hutama Karya membawa visi sebagai “Pengembang Infrastruktur Terkemuka Indonesia” atau Indonesia’s Most Valuable Infrastructure Developer, yang disingkat menjadi tagar #IMVID.
Selain itu, Hutama Karya juga mengemban sejumlah misi, meliputi:
- Menyukseskan mandat pemerintah dalam membangun dan mengoperasikan Jalan Tol Trans-Sumatera.
- Mengembangkan multi-bisnis berbasis infrastruktur melalui investasi jasa manufaktur dan konstruksi yang mampu memberikan nilai tambah pada korporasi serta dalam rangka mempercepat pertumbuhan perekonomian Indonesia.
- Membangun kapasitas dan kapabilitas korporasi berkesinambungan dengan memantapkan human capital dan financial capital, serta menciptakan safety culture di lingkungan perusahaan.
Anak Usaha Hutama Karya
Hutama Karya memiliki beberapa anak perusahaan dan afiliasi, dengan rincian sebagai berikut.
a. Entitas Anak
- PT HK Realtindo (HKR) – bidang produksi properti, seperti H Tower Rasuna Said, Kubikahomy BSD, dan H Residence MT Haryono.
- PT Hakaaston (HKA) – menghasilkan produk manufaktur, seperti aspal emulsi, aspal beton, rock burst untuk campuran beton, serta agregat pondasi kelas A dan B.
- PT HK Infrastruktur (HKI) – divisi jalan dan jembatan, seperti Tol Trans-Sumatera, Tol Cinere-Jagorawi, dan Tol Mojokerto-Kertosono.
- PT Hutama Marga Waskita (Hamawas) – perusahaan patungan antara PT Hutama Karya (Persero), PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PT Waskita Toll Road.
- EPC Energy Singapore – jasa teknik dan proses pengadaan peralatan di luar negeri untuk pembangunan dan pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batu Bara (PLTU) Jawa 9 dan 10.
b. Investasi
- PT Takenaka Indonesia – jasa kontraktor umum.
- PT Bhirawa Steel – bidang produksi baja.
Selanjutnya: Susunan organisas Hutama Karya...